DENPASARUPDATE.COM –Saat pariwisata di Bali sedang jaya, bisnis bunga ikut menuai berkah berlimpah. Pasalnya, hampir setiap hari tamu-tamu di hotel dikalungi bunga tau dipakai hiasan etalase.
Namun sejak dihantam pandemi Covid-19, pendapatan para petani bunga hias di Kabupaten Buleleng menurun drastis. Hampir sudah taka da pasar lagi.
Akibatnya petani bunga hias kelimpungan saat ingin memasarkan produk tani tanaman bunga hias. Sayangnya pemerintah belum memberikan insentif bagi para petani ini.
Sentra pertanian bunga di Buleleng ada di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Saat ini tercatat ada dua kelompok tani bunga yang ada di wilayah tersebut.
Yakni Kelompok Tani Mekar Sari dan Kelompok Tani Pudak Lestari. Para petani kebanyakan memelihara bunga krisan, lily putih, anthorium, dan pikok.
Sebelumnya produksi para petani disalurkan ke Denpasar dan Badung. Utamanya ke industri pariwisata. Entah itu hotel, villa, restoran, hingga spa.
Namun sejak pandemi melanda, bunga menjadi salah satu aspek yang paling pertama terdampak pandemi. Para pengusaha pariwisata mengurangi pembelian bunga. Seiring dengan industri pariwisata yang kian tiarap, para petani bunga pun kian gigit jari.