Mau Tahu Bahasa yang Digunakan pada Masa Kerajaan Sriwijaya? Ini Dia Ulasannya

- 22 Oktober 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi kegiatan masyarakat pada masa Kerajaan Sriwijaya
Ilustrasi kegiatan masyarakat pada masa Kerajaan Sriwijaya /Google.com

Setelah tiga belas tahun belajar di India (Tamralipiti/Tamluk), ia kembali ke Sriwijaya dan menetap di sana selama empat tahun (686—689) untuk menyalin kitab-kitab suci agama Buddha.

Setelah itu ia kembali ke negerinya, tetapi pada tahun yang sama ia datang kembali ke Sriwijaya dan menetap di sana sampai 695.

Dari catatan Yi Jing itulah diketahui bahasa yang disebutnya sebagai bahasa Kunlun, yang dipakai secara luas sebagai bahasa resmi kerajaan, bahasa agama, bahasa ilmu dan pengetahun, bahasa perdagangan, dan bahasa dalam komunikasi sehari-hari masyarakat.

Baca Juga: Jadi Partai Penolak UU Ciptaker, Depan Kantor Demokrat Bali Malah Ditempel Selebaran Ini

Yi Jing menyebutkan bahwa bahasa Kunlun telah dipelajari dan dikuasai oleh para pendeta agama Buddha Dinasti Tang.

Mereka menggunakan bahasa Kunlun untuk menyebarkan agama Buddha di Asia Tenggara.

Dengan demikian, bahasa Kunlun menjadi bahasa kedua para pendeta itu.

Ringkasnya, bahasa Kunlun merupakan bahasa resmi Kemaharajaan Sriwijaya dengan seluruh daerah taklukannya yang meliputi Asia Tenggara.

Baca Juga: Jelang Demo Besar Tolak UU Ciptaker, Beredar Broadcast WA Agar Orang Tua Larang Anaknya Ikut Aksi

Pada masa itu bahasa Kunlun telah menjadi bahasa internasional. Ternyata, bahasa Kunlun yang disebut Yi Jing dalam catatannya itu ialah bahasa Melayu Kuno.

Prasasti-prasasti pada masa kerajaan Sriwijaya banyak yang mempergunakan bahasa Melayu Kuno diiringi dengan penulisannya mempergunakan aksara Pallawa, di antaranya:

Halaman:

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x