Selain itu, pertimbangan lainnya yakni saat ini Tabanan membutuhkan figur pemimpin yang sudah paham dan berpengalaman dalam pemerintahan.
“Dengan situasi begini, ini kan pemilihan Bupati. Kalau itu bukan kader saya, ya saya pilih yang terbaik lah. Kira-kira yang saya sudah tahu kinerjanya,” tandasnya.
Selain itu, Partai Golkar dinilai tidak memprioritaskan kader Partai, lebih memilih kader lain.
Menurutnya, sejak awal Golkar memang memotong kesempatan para kader untuk bertarung di Pilkada Tabanan. Ini terlihat dengan tidak direkomendasikannya para kader yang ikut berkompetisi dalam penjaringan internal Golkar.
Baca Juga: Menohok, Begini Tanggapan YLBHI Bali Terhadap Surat Polri Soal Aksi Tolak UU Cipta Kerja
“Sesungguhnya dari proses awal, artinya awal kita harap kalau kader yang menjadi kan lebih bagus. Jangan non kader, sedangkan kader kita yang mendaftar itukan ada, seperti Jero Tosan, I Gusti Kade Heryadi Angligan, itu juga cukup baik,” katanya.
Justru, Partai Golkar lebih memilih mencalonkan yang bukan murni kader yakni Panji-Budi. Inilah yang membuat dirinya sedikit merasa kecewa dengan keputusan Golkar.
“Saya melihat keduanya bukan kader Golkar. Jangan sampai nantinya kita yang berkeringat, yang mendapat hasilnya partai lain,” akunya.***