Pengamat: PDIP Lebih Baik Duetkan Wayan Koster - Giri Prasta di Pilgub Bali, Bersaing Dengan De Gadjah

- 7 Maret 2024, 23:00 WIB
Giri Prasta Terus Pepet Dominasi Koster, Calon Gubernur Potensial
Giri Prasta Terus Pepet Dominasi Koster, Calon Gubernur Potensial /TikTok

 

DENPASARUPDATE.COM - Masyarakat bawah, mulai memperbincangkan siapa bakal gubernur Bali yang muncul dalam perhelatan pilkada Bali 2024 ini.

Pengalaman pilpres dan pileg belum lama ini memberikan pelajaran, bahwa pilihan masyarakat khususnya kalum milenial sangat anomali (ada penyimpangan tidak biasa), sehingga arahnya tidak dapat ditebak. Banyak tebakan orang meleset. Banyak bebotoh kalah bertaruh dalam pilpres baru lalu.

Menyimak perkembangan pemilih yang konon tidak melihat track record seseorang, tetapi lebih bersikap pragmatis, partai pemenang di Bali yakni PDI  Perjuangan harus hati-hati menentukan jagonya sehingga berjaya dalam pilkada Gubernur nanti.

Praktisi sosial politik dari Tabanan, Made Arimbawa mengatakan opsi yang perlu diambil saat ini, tidak ada pilihan lain yakni; memasangkan Wayan Koster bersama Nyoman Giri Prasta dari Badung. Wayan Koster berpengalaman sebagai Gubernur, sementara Giri Prasta berpengalaman sebagai Bupati Badung.

“Kalau keduia tokoh ini dipersatukan, saya yakin merupakan pasangan paling kuat di Bali menghadapi jago manapun yang mungkin akan diajukan partai lain,” kata Arimbawa, mantan Ketua DPRD Tabanan dan yang juga Sekretaris Peguyuban Banteng Sepuh di Bali itu.

Arimbawa yang juga mantan Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali mengatakan, senior-senior banteng Bali siap membantu menjadi penengah kepada berbagai pihak  untuk membentuk poros pasangan Koster-Giri.

“Sejumlah pihak di kalangan partai PDI Perjuangan saya kontak, sebagian besar minta supaya pasangan Koster-Giri, dimajukan partai, dalam pilgub Bali”, kata Made  Arimbawa.

Hal serupa juga dikatakan seorang tokoh dari Badung Wayan Tirta, yang pernah menjadi Ketua relawan Koster-Cok Ace (KBS-Ace) lima tahun silam.

I Wayan Tirta bersama Pande Krisnayana yang 5 tahun lalu menjadi Ketua dan Sekretaris relawan KBS-Ace (Wayan Koster dan Cok Ace) –  sepaham denga apa yang disampaikan tokoh senior PDI-P Tabanan Made Arimbawa. 

Mereka menyatakan kepada media ini, PDI-P Bali tahun  ini paling pas menjagokan Koster-Giri Prasta menghadapi situasi tidak menentu akibat ekses pemilu bersamaan ini.

Tirta mengatakan, ia melihat saingan berat PDI-P nanti adalah Rai Mantra/Sumarjaya Linggih atau tokoh lain yang mungkin akan dijagokaan Partai Gerindra bersama gabunngan koalisinya.

“Saya mencatat, dalam pengamatan kecil-kecilan di masyarakat, arus partai bawah di PDI-P menginginkan Koster-Giri bersatu menghadapi siapa pun lawan kelak. Pasangan ini diyakini menang, sebab keduanya memiliki kelebihan masing-masing di masyarakat,” kata Wayan Tirta didampingi Pande Krisnayana.

Tirta mengatakan, masyarakat menilai yang satu memiliki intelektual mumpuni dan mampu membangun konsep-konsep memajukan Bali, sementara yang satu lagi praktisi yang juga tak kalah lincahnya  dan mampu menggerakan masyarakat tataran bawah.

“Siapa pun  dalam  pilkada gubernur kan pasti ingin menang. Kalau ingin menang, maka PDI-P harus menjagokan pasangan Koster-Giri. Saya yakin pusat tidak keberatan sebab keduanya memiliki relasi yang baik dengan pimpinan pusat mereka di Jakarta,” kata Tirta yakin.

Baik Arimbawa maupun Tirta menambahkan, kedua tokoh Bali ini tidak boleh saling meniadakan satu dengan yang lain. Mereka selama ini berjasa membesarkan partai di PDI Perjuangan. Mereka juga banyak membantu pembangunan di Bali langsung ke pelosok-pelosok desa.

Di bagian lain Pande Krisnayana mengatakan, Koster-Giri dapat membangun kekuatan dasyat di internal partai maupun di masyarakat umum. Jangan sampai ada kesan ada persaingan, sebab akan merugikan partai itu sendiri.

Ia mengatakan, sekalipun PDI-P menguasai mayoritas anggota parlemen di semua kabupaten/kota di Bali, anggota parlemen tersebut akan terpecah energinya  menghadapi pilkada Gubernur/Bupati/Walikota nanti. Di satu sisi meng-endrose calon Bupatinya dan di sisi lain harus memenangkan calon pasangan gubernur dan wakil gubernur seprtainya.  Hal ini bukan pekerjaan mudah dalam pilkada serentak.

Oleh karena itu, jangan terulang kasus pilpres dan pileg baru lalu. Semua asyik menawarkan diri, akhirnya jagoan capresnya tidak mendapat perhatian yang serius.

“Akibat tidak ada perhatian serius itu, akhirnya pemilih menjagokan caleg (calon legislatifnya) tetapi tidak menghiraukan capresnya sendiri,” kata Pande Krisnayana asal Desa Mengwi Badung itu.

Mereka sepakat mengatakan, jangan sampai  banyak Bupati  dapat dimenangkan PDI-P di Bali,  tetapi Gubernurnya digaet orang lain. Kalau sampai demikian, akan menyakitkan pikiran kader-kader partai di bawah. (*)

 

 

 

 

 

Editor: Tegar Putra Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah