Gelar Tradisi Makepung Lampit, Bupati Tamba Minta Jaga Warisan Budaya Leluhur

- 11 September 2022, 18:00 WIB
Lomba Makepung Lampit yang diselenggarakan Sanggar Tari Bali Satya, Minggu 11 September 2022 di Sirkuit Makepung Lampit Subak Tegalwani Pangkung Jajung Cibunguran, Desa Kaliakah, Negara.
Lomba Makepung Lampit yang diselenggarakan Sanggar Tari Bali Satya, Minggu 11 September 2022 di Sirkuit Makepung Lampit Subak Tegalwani Pangkung Jajung Cibunguran, Desa Kaliakah, Negara. /Ahmad Latief Fahrezi/Denpasar Update

Baca Juga: Kokohkan 4 Pilar Bangsa, Sekjen PKS Gembleng Kader di Bali Sosialisasikan Konsepsi Dasar Partai

"Tentu, kita sudah mengetahui makepung yang ada di darat, atau makepung di tanah, hari ini dilaksanakan yang di tanah basah (Makepung Lampit), ini merupakan bagian dari warisan budaya leluhur kita, agar selalu dijaga, jangan sampai hilang," ujarnya. 

Sementara salah satu panitia Makepung Lampit Nengah Bandi Astawa saat ditemui mengatakan, pelaksanaan makepung lampit diikuti sebanyak 30 orang peserta.

"Diantaranya 10 peserta di Grup A, 10 peserta di Grub B, dan 10 peserta di grup C. Selain peserta yang sudah berpengalaman, hari ini kita juga lombakan para generasi penerus dalam makepung ini, jadi astungkara tetap ada yang melanjutkan," paparnya. 

Baca Juga: Usai Sempat Terhenti Akibat Pandemi, Pemkab Klungkung Kembali Gelar Car Free Day dan Mimbar Merah Putih

Mengenai aturan perlombaan, lanjut Astawa, nantinya dalam lintasan sepanjang kurang lebih 50 meter ini ada tiga bendera berjejer di sepanjang lintasan dengan jarak bendera pertama 10 meter, bendera ke dua 20 meter dan bendera ke tiga 20 meter.

"Bendera pertama itu untuk start, bendera kedua itu untuk batas joki makepung duduk diatas lampit, sementara bendera ketiga untuk finish," jelasnya. 

Baca Juga: Ada Bangunan Masjid di Sakura School Simulator, Intip ID Kode Props di Sini, Ada Masjid Asal Cianjur!

Peraturannya itu, lanjut Astawa, para peserta lomba akan di arahkan menuju start dengan berjalan untuk memahami jalur lintasannya, kemudian dilepas start harus berdiri sebelum sampai di batas bendera kedua.

"Jalurnya juga tidak boleh berubah, para peserta harus bisa mengendalikan kerbau mereka agar berlari lurus kedepan dan dapat menjaga keseimbangan. Jika kerbau melenceng dari jalur itu di diskualifikasi, sama dengan ketika kerbau finish tanpa joki," tandasnya.***

Halaman:

Editor: Ahmad Latief Fahrezi

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah