Pada kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengajak seluruh masyarakat untuk memahami pentingnya upacara perayaan ini, karena sangat baik dan bersifat universal, dan serta pengembangan sifat perilaku toleran dan harmoni terhadap semua unsur alam memang sejatinya harus dimiliki oleh semua umat manusia.
Pada upacara yang dimulai sejak pagi tersebut, juga diiringi dengan pelepasan 100 ekor tukik ke lautan dan dilanjutkan dengan pelepasan burung sebagai upaya melestarikan satwa dan alam.
“Segara Kerthi adalah penyucian dan pemuliaan laut, muara segala kehidupan, jadi pada hari ini kita akan melepas ciptaan Tuhan.
Ini sekaligus mengajarkan kita agar tidak kebablasan terus mengekspoitasi dan menggunakan, maka hari ini kita melepas, agar seimbang kembali kegidupan alam ini bersama ciptaannya”, ujar Gubernur Bali Wayan Koster memaparkan dalam sambutannya.
Pihaknya juga menekankan bahwa laut menjadi habitat beragam jenis satwa dan sumber kehidupan bagi manusia yang wajib dilindungi bersama.
Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Irjen Pol Ferdy Sambo yang Dikaitkan dengan Brigadir J dan Bharada E
Maka dari itu, harus terus disosialisasikan secara massiv agar dipahami, dihayati, diterapkan dan dilaksanaan secara menyeluruh, konsisten, berkelanjutan dengan tertib, disiplin dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh masyarakat Bali.
Upacara Segara Kerthi disertai dengan kegiatan secara niskala berbentuk penyucian laut, otonan sarwa wewalungan (binatang) dan persembahyangan Tumpek Uye, dan kegiatan sekala dilakukan dengan melepas 100 ekor tukik ke laut yeh Gangga, melepas burung ke habitatnya, vaksinasi anjing dan sapi serta resik sampah di sekitar pantai Yeh Gangga.
Bupati Tabanan, Sanjaya, tentunya sangat mendukung pelaksanaan upacara Segara Kerthi ini.