Gedung tersebut untuk mempermudah akses pelaku UMKM mendapatkan pembinaan, pelatihan, serta pemberdayaan guna mewujudkan UMKM yang tangguh, berkualitas, berdaya saing, dan mandiri.
“Sebenarnya sudah menjadi model struktur makro kita sampai ke mikro. Dalam pendemi ini yang kita utamakan adalah memberikan pemerataan terhadap pendapatan. Artinya sektor UMKM yang harus digenjot,” terangnya.
Baca Juga: Pemerhati Lingkungan: Bali Mendesak Butuh Energi Bersih
Bupati Suradnyana mengatakan sektor lain selain UMKM dan Pertanian belum bisa dioptimalkan. Ini karena pasar global yang masih rentan.
“Kalau berbicara sektor manufaktur karena kondisinya masih pandemi, yang melibatkan pasar global masih rentan. Kemudian harga minyak masih tinggi tentunya masih menjadi persoalan. Sehingga kita gerakkan UMKM yang perputaran ekonominya terbatas,” imbuhnya.
Baca Juga: Segera Cek HP Anda, Begini Ciri WhatsApp Disadap dan WA Dibajak
Sementara untuk investasi, Bupati Suradnyana menugaskan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) untuk membuat rencana tata ruang yang pasti untuk menghindari kerancuan status lahan.
Sehingga investasi memberikan kenyamanan bagi pihak investor dan daerah.***