Network
DENPASARUPDATE.COM –Fakta menunjukkan kesadaran untuk memilah sampah dari rumah masih sangat rendah. Sampah organic dan non organik dibaur begitu saja. Sementara produsen sampah terbesar adalah dari sampah rumah tangga sekitar 27,7% dari komposisi sampah yg terbuang.
Permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan hanya melalui pendekatan teknis saja, namun perlu dilakukan pendekatan baru yaitu pendekatan keagamaan.
Dalam upaya menggerakkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, masjid dan majelis taklim dapat menjadi instrumen penting dan basis penguatan gerakan tersebut.
Baca Juga: Mantan Wagub Bali Ketut Sudikerta Nyatakan Tinggalkan Dunia Politik, Ini yang Akan Ditekuninya
Ketua bidang Pengembangan, Lembaga Pemuliaan & lingkungan hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA) Majelis Ulama Indonesia Prov. Bali, Bambang Haryono mengatakan, masjid dan majelis taklim perlu bersinergi dalam kegiatan dakwah bil lisan (verbal) dan bil hal (aksi) yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan guna mendorong jamaah dan masyarakat sekitar untuk mengurangi, memanfaatkan serta menangani sampah secara terpadu.
“Penanganan sampah terpadu ini merupakan refleksi ketaqwaan melalui peningkatan kesalehan pribadi, sosial dan alam, sekaligus cerminan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil allamiin),” kata Bambang Haryono, dalam siaran persnya 25 Februari 2022.
Upaya praktis telah berjalan di Musholla Baitul Mukminin, desa Panjer, Denpasar Selatan. Salah satu aktifitas peduli lingkungannya adalah penyediaan tempat shodaqoh (sedekah) minyak Jelantah (Mijel). Muslimat dan jamaah Masjid telah aktif menyetor minyak sisa penggorengan mereka ke jerigen mijel yang telah tersedia.
