Larang Pawai Ogoh-ogoh, Gubernur Koster Minta Masyarakat Ketatkan Prokes di Tengah Lonjakan Omicron di Bali

- 9 Februari 2022, 06:22 WIB
Pelaksanaan pawai ogoh-ogoh menjelang perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu di Bali dipastikan batal digelar.  Ini menyusul adanya larangan yang dikeluarkan oleh Gubernur Wayan Koster, Selasa 8 Februari 2022.
Pelaksanaan pawai ogoh-ogoh menjelang perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu di Bali dipastikan batal digelar. Ini menyusul adanya larangan yang dikeluarkan oleh Gubernur Wayan Koster, Selasa 8 Februari 2022. /Humas Pemprov Bali/

DENPASARUPDATE.COM – Pelaksanaan pawai ogoh-ogoh menjelang perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu di Bali dipastikan batal digelar.

Ini menyusul adanya larangan yang dikeluarkan oleh Gubernur Wayan Koster, Selasa 8 Februari 2022.

Pelarangan itu sendiri diambil usai melihat kasus Covid-19 Omicron yang kian hari menurutnya melonjak.

Baca Juga: Siap Hadapi Lonjakan Covid-19, Pemkab Buleleng Optimalkan Kapasitas Bed Isoter di Tiga Lokasi

"(Untuk pawai) ogoh-ogoh saya sudah bicara dengan Majelis Desa Adat Provinsi Bali supaya diimbau untuk tidak dilaksanakan," kata Koster saat konferensi pers di rumah jabatannya, Selasa 8 Februari 2022.

Untuk diketahui, biasanya umat Hindu di Bali akan akan menyelenggarakan pawai ogoh-ogoh di malam sehari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka.

Baca Juga: Sebut Hari Valentine Bukan Budaya Bali, Gubernur Bali Koster Luncurkan Hari Tresna Asih

Untuk 2022 ini, Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka jatuh pada 3 Maret 2022.

Karena itu, pelaksanaan upacara pangrupukan dengan pawai ogoh-ogoh seharusnya digelar pada 2 Maret 2022.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Melonjak di Denpasar, Pemkot Gelar Razia Prokes di Peguyangan Kangin, 16 Orang Terjaring

Di sisi lain,  perkembangan kasus Covid-19 dengan varian barunya Omicron sangat cepat dan sampai saat ini perkembangan kasusnya di Bali sudah mencapai 10.000 kasus.

Perkembangannya terus mengalami kenaikan dan hingga Selasa (8/2) saat ini sudah mencapai 2.425 kasus naik lagi dari sehari sebelumnya yang sudah sempat menurun pada angka 1.172

Baca Juga: Kisah Petualangan Karaeng Galesong, Pangeran Makassar yang Ikut Trunojoyo Taklukan Kesultanan Mataram di Jawa

Menurutnya, varian Omicron di Bali sudah muncul, tiga minggu sejak Tahun Baru 2022.

Pada sebelum dan pada perayaan tahun baru di Bali banyak wisatawan yang datang ke Bali berlibur dan wisatawan balik pada 8 Januari 2022.

"Perkembangannya sangat cepat dan Omicron di Bali sudah mencapai 10 ribu kasus. Perkembangan cepat sekali ini yang luar biasa dan dari berbagai referensi, di Jakarta dan beberapa negara didunia semuanya varian Omicron," ujarnya. 

Baca Juga: UPDATE COVID-19 HARI INI! Kasus Meninggal Dunia Nihil, Kasus Positif di Kota Denpasar Tambah 798 Orang

Gubernur Koster mengatakan, kasus positif yang terjadi di Bali dengan bergejala ringan mencapai 90 persen dan bergejala sedang 10 persen.

Sementara yang bergejala ringan yang masuk rumah mencapai 10 persen. 

Adanya kenaikan kasus Covid-19 dengan varian Omicron, sesuai arahan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, prosedur penanganannya tetap dengan memperketat Protokol Kesehatan (Prokes).

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Pekan ke 24 BRI Liga 1, Persija, Arema FC, Persib, Persebaya, PSM Makassar, PSIS, dan PSS

Dalam penanganannya sesuai arahan dan prosesur yang diberikan, diminta untuk melakukan isolasi terpusat dan tidak diperkenankan melakukan isolasi secara mandiri.

Oleh karenanya semua kabupaten/kota di Bali diminta untuk menyiapkan tempat isolasi terpusat.

Masyarakat yang tertular dengan gejala ringan diharapkan mengikuti isolasi terpusat dan tetap taat dengan prokes.

Baca Juga: Seorang Anak di Bali Bacok Ayah Kandungnya Hingga Tewas

Ia juga menambahkan, dengan angka kenaikan kasus varian Omicron ini, tingkat kesembuhan juga semakin membaik.

Diperkirakan 2 sampai 3 minggu kedepan, diperkirakan akan berjalan normal antara kasus dan yang sembuh.

Sebelumnya rata-rata perhari yang meninggal 0,3, perkembangan saat ini sudah 1 orang.

"Kebanyakan yang meninggal dunia akibat menderita penyakit bawaan, usia lanjut dan belum divaksin. Kita minta semua RS di Bali tangani dengan baik," pintanya.

Baca Juga: Wak Umuh Sebut Persib dalam Situasi Krisis, Sempat Minta BRI Liga 1 Ditunda dan Jangan Dipaksakan

Sementara perkembangan vaksinasi di Bali pada vaksinasi pertama telah mencapai 104 persen, vaksinasi kedua 94 persen.

Vaksinasi pada usia lanjut pada vaksinasi pertama mencapai 84 persen vaksinasi kedua pada usia lanjut mencapai 74 persen.

Pada pelaksanaan vaksinasi pada usia 6-11 tahun, vaksinasi pertama telah mencapai 105 persen dan vaksinasi kedua 93 persen.

"Perkembangan pelaksanaan vaksinasi di Bali merupakan tertinggi di seluruh Indonesia,"pungkasnya.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah