TOK! Di Depan Anggota DPRD Bali, Gubernur Koster Larang Pembangunan Terminal LNG di Areal Hutan Mangrove

18 Juli 2022, 23:13 WIB
Gubernur Bali, Wayan Koster dengan tegas menyatakan Perusda Bali tidak boleh membangun di areal Hutan Mangrove dan menganggu Terumbu Karang /Ahmad Latief Fahrezi/

DENPASARUPDATE.COM - Gubernur Bali, Wayan Koster dengan tegas menyatakan Perusda Bali tidak boleh membangun di areal Hutan Mangrove dan menganggu Terumbu Karang yang ada di kawasan Desa Sidakarya, Desa Sesetan, Desa Serangan, Desa Intaran, ‘plus’ di Desa Pedungan, Kota Denpasar terkait adanya rencana pembangunan Terminal Liquified Natural Gas (LNG).

Hal ini disampaikannya langsung saat Rapat Paripurna ke-19 DPRD Provinsi Bali Masa Persidangan II Tahun Sidang 2022, Senin 18 Juli 2022.

Menurut Koster konsep pembangunan yang dimaksud seharusnya adalah bukan terminal LNG Mandiri, tapi dibangun dengan konsep kawasan yang terintegrasi serta berkaitan dengan Desa yang ada di kawasan itu, yaitu Desa Sidakarya, Sesetan, Serangan, dan Desa Intaran, ‘plus’ Pedungan, Kota Denpasar.

Baca Juga: Genjot Cakupan Vaksin di Masyarakat, Kelurahan Dauh Puri Laksanakan Vaksinasi Massal

“Kemudian skema yang dijalankan harus memberikan manfaat ekonomi di Desa tersebut, bukan malah mematikan ekonominya. Kalau mematikan ekonomi yang sudah eksis itu salah dan Saya tidak mengijinkannya.

Maka Saya minta buat konsep ulang secara terintegrasi dan tidak boleh menganggu areal mangrove, terumbu karangnya juga tidak diganggu, tapi malah Kita arahkan agar kawasan ini berkembang menjadi kawasan pariwisata terintegrasi dengan perekonomian dan potensi kelautannya,” jelas dia.

Baca Juga: POPULER MALAM INI: Link Download Stumble Guys 0.39 Gratis 7 Skin Epic hingga update Minecraft PE 1.19.2.02

Ia mengakui bahwa Bali sendiri perlu mandiri energi, karena kebutuhan energi di Bali tidak cukup hanya melihat saat ini lampu itu menyala, listrik itu hidup.

Apalagi, Bali saat ini memiliki ketersediaan energi sekitar 1.153 MW, sedangkan kebutuhan Bali saat masa normal atau sebelum pandemi itu mencapai 940 MW dan 30 persennya harus dipenuhi dengan cara lain.

Baca Juga: Di Depan Anggota Dewan, Walikota Denpasar Targetkan Pendapatan Daerah Capai Rp2,7 T

Tetapi dari 1.153 MW itu, lebih dari 300 MW disalurkan dari Paiton, Probolinggo, Jawa Timur melalui kabel bawah laut

“Tapi Kita harus berfikir strategis kedepan bahwa dari mana energi listrik itu ada untuk menyalakan lampu. Jadi itu harus difikirkan,”ujar dia.

Baca Juga: Dorong Pengembangan Pertanian Berbasis Potensi Wilayah, Bupati Buleleng Minta Semua Pihak Serius

Sehingga dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Pulau Dewata harus mandiri energi kedepannya dan bukan mempunyai energi yang bersumber dari batubara atau bahan bakar fosil, tetapi dari energi bersih.

“Alasannya supaya alam, udara dan hidup Kita ini menjadi lebih bersih, sehat serta citra pariwisata Bali menjadi lebih baik,” kata Gubernur Bali jebolan ITB ini.

Baca Juga: Sambut Hari Industri Nasional, Disperindag Kota Denpasar Gelar Pameran Produk Industri

Kebutuhan energi bersih juga sangat diperlukan, mengingat penduduk Bali yang jumlahnya 4,3 juta.

Namun karena Bali sebagai destinasi wisata dunia, menjadikan populasi sumber daya manusia di Bali bertambah menjadi 17 juta yang disumbangkan oleh wisatawan domestik dan mancanegara pada Tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.

"Sehingga, kedepan pemenuhan terhadap kebutuhan energi baik untuk domestik, pariwisata, dan industri itu harus memiliki kepastian serta harus menjadi perhatian titik fokus Kita semua," paparnya.***

Editor: Ahmad Latief Fahrezi

Sumber: Denpasar Update

Tags

Terkini

Terpopuler