DENPASARUPDATE.COM – Banyak kisah-kisah dan peristiwa besar dari zaman Nabi dan Rasul era silam. Salah satu yang paling banyak dirilis media adalah kisah Nabi Musa. Bukan hanya Musa melawan keangkuhan Fir’aun, tetapi pelajaran besar agar orang tak menjual agama untuk menjadi kaya raya.
Dikisahkan oleh Imam Al Ghazalli (w. 505 H) dalam kitab Ihya 'Ulumuddin, bahwa ada seorang lelaki yang biasa menemani dan melayani Nabi Musa AS.
Lelaki itu banyak memperoleh ilmu dari Nabi Musa dan ia sering berkata “Telah disampaikan kepada ku oleh Musa a.s. Kalamullah” atau “Telah berkata Musa Khalilullah kepada ku”. Karena seringnya ia berkata seperti itu, lantas menjadikannya kaya raya.
Suatu waktu, Nabi Musa yang sudah tidak pernah melihat lelaki itu pun mencarinya dan ingin mengetahui bagaimana kabarnya. Namun, setelah sekian lama Nabi Musa mencari tetap saja belum menemukan lelaki tersebut. Hingga datang seseorang yang sedang membawa seekor babi yang diikat dengan tali berwarna hitam.
Nabi Musa yang melihat orang tersebut, kemudian bertanya “Apakah kamu mengenal atau mengetahui tentang si Fulan (laki-laki yang dicari oleh Nabi Musa)?” “Iya, Aku mengenalnya. Inilah (sembari menunjuk seekor babi) orang yang kamu cari” Jawab orang tersebut.
Mendengar jawaban orang tersebut, Nabi Musa. berdoa “Yaa Allah. Aku memohon kepada-Mu agar Engkau mengembalikan wujudnya seperti semula sehingga aku dapat bertanya kepadanya tentang perbuatan apa yang menyebabkannya menjadi seperti ini”
Allah SWT. berfirman kepada Nabi Musa. “Wahai Musa, seandainya engkau berdoa kepada-Ku dengan doanya Adam, niscaya tidak akan Aku kabulkan permintaanmu tersebut.
Tetapi, Aku akan memberitahukan kepada mu mengenai sebab keadaan Lelaki itu. Keadaannya yang seperti itu disebabkan karena ia telah mencari dunia dengan agamanya.”
Allah SWT menghukum lelaki tersebut karena ia telah mencari keuntungan dunia dengan menjual agamanya. Lelaki tersebut menjadikan perkataan Musa sebagai daya tarik umat agar bersimpatik kepadanya sehingga ia dapat menggambil banyak keuntungan dari mereka.
Baca Juga: Takut Ternak Mati dan Merugi Akibat Wabah PMK, Polisi pun Turun Cek Sapid an Kebersihan Kandang
Akan tetapi dunia yang tidak hanya sebatas wujud harta benda atau materi, namun setiap sesuatu yang melalaikan seseorang dari tujuan untuk mengharap rida Allah adalah termasuk perkara dunia.
Dengan demikian selayaknya bagi seorang alim untuk menyampaikan atau menyebarkan ilmu dengan niat mencari rida Allah. Sebab, kunci sukses dan kejayaan di dunia dan akhirat adalah rida Allah sang pemilik semesta raya. ***