Sementara di sekolah-sekolah lainnya, pembelajaran tatap muka masih tetap berjalan. Sebab prevalensi penularan kasus masih di bawah angka 5 persen.
“Kalau toh ditemukan kasus. Hanya ditutup di kelas itu saja. Bukan semua sekolah itu yang ditutup,” imbuh Astika.
Astika tak menampik saat ini potensi kemunculan klaster di lingkungan sekolah cukup besar. Meski begitu, pihaknya belum berencana menghentikan proses pembelajaran tatap muka.
Baca Juga: Persiapan Tanding di Kamboja, 14 Februari 2022, Timnas U-23 Pastikan Pemusatan Latihan Tetap di Bali
Sebab mengacu Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, pembelajaran tatap muka masih bisa dilakukan.
Saat ini pihaknya fokus melakukan pengetatan penerapan protokol kesehatan. Seperti pengetatan penggunaan masker, mencuci tangan di air mengalir secara berkala, menjaga jarak aman berinteraksi di dalam kelas maupun di luar kelas, serta proses disinfeksi kelas sebelum serta sesudah proses belajar mengajar.
“Kami sudah ambil kebijakan menjamin keberlangsung pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah. Manajemen sekolah sudah kami minta agar memperketat protokol kesehatan di sekolah,” tuntasnya. ***