Bencana Banjir Bandang Landa Bolsel, Bupati Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama Dua Minggu

- 3 Agustus 2020, 15:34 WIB
Banjir yang melanda Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sejak Jumat (31/7) lalu
Banjir yang melanda Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sejak Jumat (31/7) lalu /Humas BNPB

DENPASARUPDATE.COM - Bencana banjir bandang melanda Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, sejak Jumat (31/7) lalu.

Banjir tersebut terjadi usai hujan dengan intensitas tinggi mengguyur seluruh wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan menyebabkan beberapa sungai besar meluap, sehingga air masuk ke permukiman warga.

Bahkan, Bupati Bolaang Mongondow Selatan, Hi Iskandar Kamaru langsung menetapkan status tanggap darurat terkait bencana tersebut.

Baca Juga: Tuntut Kejelasan Batas Tanah, Ratusan Warga Geruduk Kantor Bupati Bogor

Status tanggap darurat tersebut dilakukan selama 14 hari sejak 24 Juli-6 Agustus 2020.

"Menyikapi dampak bencana tersebut, Bupati Bolaang Mongondow Selatan, Hi Iskandar Kamaru langsung mengambil langkah penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor selama 14 hari terhitung mulai tanggal 24 Juli hingga 6 Agustus 2020," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam rilis yang diterima oleh Redaksi DenpasarUpdate.com (PIkiran Rakyat Media Network), Senin (3/8/2020).

Warga korban bencana banjir bandang di Bolaang Mongondow Selatan
Warga korban bencana banjir bandang di Bolaang Mongondow Selatan Humas BNPB

Raditya juga mengungkapkan bahwa Pemkab setempat juga melakukan berbagai upaya dalam melakukan penanganan darurat bencana tersebut, salah satunya dengan pembentukan posko di Alun-alun setempat.

"Selain itu, Bupati Bolaang Mongondow Selatan juga telah menetapkan Surat Keputusan pembentukan posko yang berlokasi di Alun-alun Kabupaten dengan komandan Dandim 1303," tambahnya.

Baca Juga: Walaupun Resesi, Sri Mulyani Jadi Menteri Terbaik Asia Pasifik 2020

Berdasarkan catatan BNPB, pada Jumat lalu (31/7). Beberapa sungai besar meluap, sehingga air masuk ke wilayah permukiman warga.

Beberapa sungai yang meluap tersebut meliputi Sungai Bolangaso, Sungai Toluaya, Sungai Salongo, Sungai Nunuka, Sungai Mongolidia, Sungai Milangodaa dan beberapa sungai lainnya.

Akibat bencana tersebut, hingga Minggu (2/8) pukul 19.00 WIB terdapat seorang warga dilaporkan meninggal dunia dan sebanyak 7.046 KK atau 22.655 jiwa terdampak banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Adapun keseluruhan warga yang terdampak tersebut terbagi di tujuh wilayah kecamatan meliputi Kecamatan Bolaang Uki ada 2.978 KK/9.715 jiwa, Kecamatan Helumo ada 225 KK/861 jiwa, Kecamatan Tomini ada 62 KK/250 jiwa, Kecamatan Posigadan ada 154 KK/636 jiwa.

Kemudian di Kecamatan Pinolosian ada 1749 KK/5980 jiwa, Kecamatan Pinolosian Tengah ada 925 KK/1.729 jiwa dan Kecamatan Pinolosian Timur ada sebanyak 953 KK/3.494 jiwa.

Pihaknya juga mengatakan bahwa sebagian besar air bah telah surut dari permukiman warga. Namun, air berpotensi kembali naik apabila hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam periode yang cukup lama.

"Terlebih hingga saat ini, hujan masih sering terjadi sebagaimana hal itu juga telah diprakirakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait curah hujan tinggi di wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo dan wilayah lain di bagian utara Indonesia," kata Raditya

Pun begitu, BNPB terus berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan Percepatan Penanganan Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Baca Juga: Viral Oknum Guru SD di Bangli Kirim Video Tak Senonoh ke Murid

Hal itu dilakukan sekaligus sebagai kesiapan dalam menghadapi ancaman terjadinya banjir di wilayah lain, mengingat curah hujan tinggi diprakirakan terjadi sampai dengan bulan Oktober 2020.

Berdasarkan kaji cepat Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dampak kerusakan yang disebabkan oleh bencana tersebut mulai dari 29 unit rumah hanyut, 64 unit rumah rusak berat, 5 unit jembatan rusak berat dan 5 ruas jalan rusak. Hal itu sekaligus menyebabkan tiga kecamatan seperti Kecamatan Helumo, Kecamatan Tomini dan Kecamatan Posigadan terisolir.

Dalam jangka pendek, BNPB akan melakukan dropping logistik ke Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menggunakan pesawat carter Express Air dan helikopter jenis MI 8 - MTV yang diterbangkan dari Palangka Raya di Kalimantan Tengah menuju Bandara Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara pada Senin dan Selasa (3-4/8).

Adapun rincian logistik dan peralatan yang akan dikirim meliputi tenda keluarga 25 unit, tenda pengungsi 5 set, kasur lipat atau velbed 125 unit, matras 1.000 lembar, selimut 5.000 lembar, perlengkapan bayi dan balita atau kidsware 200 paket dan sandang sebanyak 375 paket.

Menurut hasil koordinasi sementara, logistik dan peralatan akan disimpan dan didistribusikan dari Bandara Sam Ratulangi untuk memudahkan proses pengiriman logistik menggunakan helikopter, dengan prioritas utama tiga kecamatan yang terisolir. ***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x