DENPASARUPDATE.COM – Hari Raya Galungan bagi umat Hindu di Indonesia dan khsususnya di Bali selalu dirayakan setiap enam bulan kalender tahun Caka. Tahun ini jatuh bertepatan dengan tanggal 16 September 2020 atau selalu dilaksanakan pada hari Rabu Kliwon Dungulan.
Hari Raya Galungan ini merupakan satu rangkaian dengan Hari Raya Kuningan dua minggu setelahnya yakni pada Sabtu Kliwon 26 September 2020.
Secara esensial Galungan dimaknai sebagai momentum kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (keburukan). Saking pentingnya maka setiap hari raya Galungan umat Hindu di Bali selalu merias rumah dan pekarangan dengan Penjor. Dan, sehari sebelumnya lazim dibagikan daging Babi untuk di konsumsi.
Baca Juga: Minta Hakim Diganti, Gendo Bertemu Ketua Pengadilan Negeri Denpasar
Tradisi membuat Penjor di Bali sesungguhnya sudah mengakar turun temurun sejak silam. Meski pun saat ini, bagi warga atau umat yang tak sempat membuat Penjor sendiri sudah ada yang menjual Penjor jadi.
“Kalau saya dan keluarga besar selalu membuat dan merangkai Penjor sendiri Pak, tak pernah beli jadi,” ungkap Pak Tude, warga Sempidi, Badung, ketika ditemui Selasa pagi 15 September 2020.
Baca Juga: KPK Kembalikan Uang Negara Rp 90 Trilliun
Menurut Pak Tude, membuat dan merangkai Penjor sendiri memiliki arti dan kepuasan batin. “Maknanya tentu berbeda dengan kalua kita beli Penjor sudah jadi,” katanya.
Dikatakan Pak Tude, biaya membuat Penjor bervariasi. Tergantung bahan-bahan dan besar kecilnya. Tapi materi bahan-bahan tetap sama. Yakni Bambu yang punya ujung melengkung, janur, bunga-bungaan, kelapa dan buliran padi.
Baca Juga: Penularan Covid-19 Melonjak, Ruang Publik Denpasar Kembali Ditutup
Harganya sebut dia, mulai dari kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta bahkan ada yang sampai Rp 2 jutaan. “Biasnya kita dirikan di depan rumah sehari sebelum perayaan Galungan,” tukasnya. ***