Dewan Bali: Impor Beras Tidak Membunuh Harga Gabah Petani

- 24 Maret 2021, 18:07 WIB
Ketua Komisi II DPRD Bali Ida Gde Komang Kresna Budi
Ketua Komisi II DPRD Bali Ida Gde Komang Kresna Budi /Rudolf Arnoud Soemolang/Denpasar Update



DENPASARUPDATE.COM – Ada pandangan menarik dan berbeda dari Ketua Komisi II DPRD Bali, Ida Gde Komang Kresna Budi terkait rencana impor beras 1 juta ton yang dilontarkan Menteri Perdagangan (Mendag), M. Lutfi.

Politisi Partai Golkar ini justru meminta semua pihak, khususnya para petani untuk tidak khawatir dengan rencana tersebut. Kata dia pemerintah telah melakukan berbagai kajian komprehensif mengenai wacana tersebut.

"Impor beras itu pasti ada pertimbangan, bukan semata-mata menolak, tapi kita lihat dulu apa pertimbangannya," tanggap Kresna Budi, Rabu 24 Maret 2021.

Baca Juga: Kisi-kisi Bocoran Ikatan Cinta 24 Maret 2021: Mama Sarah Lapor ke Elsa, Andin Kuatkan Al yang Salahkan Diri

Rencana impor beras tersebut kata dia juga dilakukan pemerintah guna mengamankan cadangan beras Indonesia, termasuk Bali di masa pandemi. Pasalnya, surplus beras yang dimiliki oleh beberapa daerah, masih belum bisa menjamin ketahanan pangan Indonesia.

"Bukan berarti surplus beras itu misalkan sampai berapa bulan, kan gitu, pemerintah pasti akan mencadangkan, kan tugas pemerintah mempersiapkan cadangan pangan," tuturnya.

Bahkan dia yakin kebijakan impor beras tersebut tidak membunuh para petani, termasuk di Bali. Apalagi tugas dan fungsi pemerintah melakukan impor beras tersebut, sebagai bagian dari menstabilkan harga pangan.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 24 Maret 2021 : Al Menyalahkan Diri Sendiri Atas Kondisi Mama Rosa, Andin Menguatkan

"Tidak membunuh, tapi menstabilkan, itu fungsi pemerintah menstabilkan itu menurut saya," paparnya.

Kresna Budi juga menyebut bahwa beras impor tersebut juga nantinya akan disimpan di gudang Bulog sebagai cadangan pangan. Sehingga, tidak akan mengganggu harga gabah yang dikhawatirkan oleh para petani.

"Impor itu seberapa besar, kalau itu kan ditaruh di Bulog, kalau nggak dikeluarkan kan aman, itu kan cadangan pangan, tidak semata-mata impor langsung dibawa ke pasar. Saya yakin Mendag tidak asal mengambil langkah," tegasnya.

Baca Juga: Banyak Pejabat BUMN Rangkap Jabatan di Perusahaan Swasta, Arya Sinulingga Minta KPPU Segera Klarifikasi

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana menyebut bahwa Bali sendiri masih memiliki ketahanan pangan yang aman.

"Berdasarkan data tersebut situasi ketahanan pangan kita di masa pandemi Covid-19 masih aman," kata dia, Selasa 23 Maret 2021.

Ia menjelaskan bahwa bahwa dari data estimasi yang dimiliki pihaknya, ia menyebut bahwa angka produksi gabah kering giling (GKG) periode Januari-April 2021 sebanyak 260.949 ton yang setara dengan 167.058 ton beras.

Baca Juga: Bali Tolak Impor Beras, Masuk Masa Panen, Ketahanan Pangan Dinyatakan Masih Aman

Ia menjelaskan bahwa jika dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi Bali sebanyak 142.475 ton beras, maka ia menyebut akan ada surplus berask sebanyak 24.584 ton.

Sedangkan, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunarta mengatakan bahwa stok ketahanan pangan Bali masih dapat terjaga.

Ini karena Bali pada bulan Maret 2021 mulai memasuki masa puncak panen raya. Hal itu menyebut wacana impor beras yang dilontarkan oleh Mendag tersebut dirasa kurang pas. Bahkan, justru akan mengganggu psikologis petani dengan turunnya harga gabah. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x