Makin Optimis Menangkan Enam Pilkada di Bali, Golkar Bali Beberkan Data Ini, Mengejutkan!

20 Oktober 2020, 09:00 WIB
Ketua DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry bersama jajaran Golkar Bali lainnyasaat melakukan konsolidasi ke Jembrana, Minggu 11 Oktober 2020 /Rudolf Arnoud Soemolang

DENPASARUPDATE.COM - Ketua DPD I Partai Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry menegaskan keoptimisan partainya dalam menghadapi pencoblosan Pilkada Serentak 2020 di 9 Desember 2020 nanti.

Oleh sebab itu, pihaknya terus melalukan berbagai konsolidasi untuk menguatkan para kader dan calon-calon yang diusung Golkar di enam daerah yang melaksankan Pilkada, yakni Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Bangli, dan Karangasem.

Menariknya, ia mengaku bahwa pihaknya optimis mampu merebut kemenangan di tiga Pilkada yakni Jembrana, Bangli, dan Karangasem.

Tetapi, di tiga daerah lainnya, ia mengaku pihaknya siap menciptakan kejutan.

Ia mengakui, bahwa pasangan calon (paslon) di tiga daerah lainnya terkesan belum terlalu muncul permukaan.

Tetapi, dalam perjalannya, ia melihat banyaknya masyarakat yang mulai berani menyuarakan perubahan di wilayahnya.


“Pelan tapi pasti, keberadaan mereka akan muncul, seiring semangat dan keberanian masyarakat yang sudah semakin tumbuh dan berkembang dalam menentukan pilihan politiknya,” tegasnya, Selasa 21 Oktober 2020.

Politisi yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini menjelaskan bahwa keoptimisan itu sendiri terlihat saat dirinya dan jajaran Golkar Bali lainnya menggelar berbagai  evaluasi di tiga wilayah tersebut. Evaluasi terakhir dilaksanakan di Tabanan pada Minggu 18 Oktober 2020.

Dari hasil evaluasi tersebut, pihaknya melihat dan meyakini keinginan terjadinya perubahan kepemimpinan di tingkat kabupaten/kota menguat di akar rumput.


“Kami meyakini berkembangnya keinginan, semangat, dan harapan yang tinggi di tingkat akar rumput. Yang mengharapkan terjadinya perubahan kepemimpinan daerah melalui pilkada di akhir tahun ini,” ujarnya.

Apalagi, berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan oleh partainya hingga bulan September 2020 lalu, menyebutkan bahwa sebanyak 50 persen masyarakat di tingkat bawah atau akar rumput masih masih terfragmentasi ke dalam kelompok swing voters atau massa mengambang yang besar.


“Swing voters ini tergolong para pemilih yang memposisikan dirinya wait and see. Mereka terdiri dari 50 persen pemilih,” ungkap dia 


Saat ini, sambungnya, para pemilih di kelompok ini sudah mulai bersikap dan bergerak ke dalam barisan pro perubahan.

Karena itu, di saat yang sama, pihaknya juga mengingatkan, sikap politik kelompok swing voters jangan sampai dirusak berbagai bentuk kecurangan.


“Kami berharap pelaksana pemilu bertindak profesional. Kami juga mengingatkan bahwa membiarkan kecurangan apalagi terlibat di dalam kecurangan itu sendiri maka karma yang akan diterima sangat berat. Karena tindakan mengambil hak orang lain harus dibayar sampai dengan anak cucu. Kami berharap hal itu tidak sampai terjadi,” ujarnya mengingatkan.*** 

 

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Tags

Terkini

Terpopuler