DENPASARUPDATE.COM - Makan merupakan kebutuhan atau aktivitas wajib yang rutin dilakukan semua orang. Sarapan,makan siang, dan makan malam mungkin menjadi momen terbaik ntuk membangun energi agar khusuk beribadah.
Energi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas dan ibadah, juga dihasilkan dari makanan yang dikonsumsi setiap hari. Mengunyah makanan secara pelan-pelan merupakan aturan hidup sehat yang harus diterapkan. Lalu, adakah bahaya nyata saat makan dilakukan terlalu cepat atau tergesa-gesa?
Mengkonsumsi makanan apapun sebaiknya dikunyah secara pelan karena nilai kesopanan, selain untukmenjaga kesehatan tubuh kita sendiri. Mengunyah makana di dalam mulut merupakan proses penghancuran atau pelembutan pertama sebelum makanan masuk ke organ pencernaan. Sehingga sanngat dianjurkan untuk mengunyah makanan lebih lama untukmeringankn organ pencernaan.
Mengunyah makanan terlalu cepat di dalam mulut tentu saja akan berefek negatif bagi kesehatan. Berikut ini bukti konkrit akan bahaya makan terlalu cepat atau tergesa-gesa.
- Menaikkan berat badan berlebih
Menurut riset kesehatan, manusia membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mengirimkan sinyal kenyang ke otak. Jadi, jika makan dengan cepat maka secara otomatis sinyalkenyangbelum diterima organ otak, padahal perut sudah terisi penuh makanan. Hal inilah yang mengakibatkan naiknya berat badan berlebihan.
- Tidak merasakan nikmat makan
Rutinitas makan merupakan salah satu hal yang menyenangkan dan menyehatkan. Saat mengkonsumsi makanan dengan cara pelan, tentu nikmat makanan akan lebih terasa dan kandungan nutrisinya akan mudah terserap kemudian dialirkan ke seluruh tubuh. Dengan kepuasan menikmati makan tentu juga akan menambah rasa syukur kepada Allah SWT. nilai kehambaan kepada Sang Pemberi Nikmat tentunya akan mengalami peningkatan signifikan.
- Memperberat kinerja pencernaan
Organ pencernaan diperut merupakan pos kedua yang mengolah berbagai macam makana yang dikonsumsi sebelum didistribusikan ke seluruh tubuh. Jika proses penghancuran makanan di mulut tidak maksimal, maka organ pencernaan secara otomatis berpotensi bekerja dua kali lebih keras dari kinerja yang seharusnya.