Deklarasikan Papua Merdeka, Benny Wenda Minta Australia Turun Tangan Seperti di Tim-tim

- 2 Desember 2020, 16:41 WIB
Presiden Sementara Republik Papua Barat, Benny Wenda
Presiden Sementara Republik Papua Barat, Benny Wenda /Twitter.com/@BennyWenda

DENPASARUPDATE.COM - Usai mendeklarasikan kembali kemerdekaannya dan mengangkat Benny Wenda sebagai Presiden Sementara Republik Papua Barat pada Selasa 1 Desember 2020 United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) kembali berulah.

Presiden Sementara Republik Papua Barat, Benny Wenda meminta bantuan Australia untuk mendukung perjuangan mereka untuk memerdekakan bangsa Papua dari Indonesia.

Menurutnya, peran besar Australia sangat dibutuhkan dalam proses kemerdekaan Papua Barat, seperti pada masa lepasnya Timor-timur dari Indonesia pada medio 1999 lalu.

Baca Juga: Kebun Indonesia Raya: Secercah Harapan Untuk Wujudkan Kemandirian Pangan dari Ujung Timur Bali

"Papua Barat menghadapi krisis dan kami membutuhkan pemain besar seperti Australia untuk mendukung kami. Sangat penting bagi Australia untuk memainkan peran besar," katanya dikutip dari Pikiran Rakyat, Rabu 2 Desember 2020.

Seperti diketahui, deklarasi kemerdekaan ini terjadi ditengah-tengah dugaan adanya kekerasan yang terjadi di Papua Barat dalam membentuk pemerintahan sementara baru-baru ini.

Baca Juga: Rayakan Hari Jadi Perdana, Setahun PRMN Lahirkan 140 Inkubator Bisnis Media Digital

 Bendera "Bintang Kejora" dikibarkan oleh lebih dari 250 suku yang mendiami wilayah tersebut.

Bendera yang dilarang pengibarannya oleh pemerintah Indonesia ketika merdeka dari kolonial Belanda pada 1961.

Baca Juga: Hingga Rabu Pagi, Gunung Semeru Masih Menyemburkan Awan Panas

ULMWP telah mengangkat Benny Wenda sebagai presiden sementara Papua, yang merupakan tokoh kemerdekaan Papua saat ini, sedang berada di pengasingan di Inggris.

"Ini hari yang sangat penting bagi rakyat saya. Kami sekarang memulihkan kedaulatan kami dan pemerintah sementara kami di Papua Barat," ungkap Benny Wenda, seperti yang dilansir dari laman pikiran-rakyat.

Baca Juga: Sambangi Bawaslu, Kapolda Bali Perkuat Sinergitas Pengamanan Pilkada Aman dan Sehat

 Dengan berdirinya pemerintah sementara tersebut Benny Wenda mengatakan provinsi paling timur tersebut tidak akan tumbuh pada Pemerintahan Indonesia.

"Dengan kemerdekaan ini, kami kami tidak mematuhi aturan dan hukum Indonesia yang diberlakukan kepada kami saat ini," jelasnya.

Baca Juga: Keren, Pamungkas dan Fiersa Besari Jadi Artis Lokal Paling Banyak Didengar di Spotify Wrapped 2020

Di sisi lain, menjelang 1 Desember, juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani, menyoroti kekerasan di Papua Barat.

"Kami terganggu dengan meningkatnya kekerasan selama beberapa minggu dan bulan terakhir di provinsi Papua dan Papua Barat, Indonesia dan peningkatan risiko ketegangan serta kekerasan baru," kata Shamdasani.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Arya Saloka Alias Aldebaran di Sinetron Ikatan Cinta, Ternyata Lahir di Denpasar Lho!

Shamdasani mengatakan dalam satu insiden pada 22 November, seorang remaja berusia 17 tahun ditembak mati dan seorang remaja lainnya terluka dalam penembakan oleh polisi. Jasad remaja itu ditemukan di gunung Limbaga di distrik Gome, Papua Barat.

Dia juga mengutip pembunuhan pendeta gereja Yeremia Zanambani, yang tubuhnya ditemukan di dekat rumahnya di distrik Hitadipa penuh dengan peluru dan luka tusuk.

Baca Juga: Segera Jadwal Ulang Liburan Anda, Jokowi Pangkas Libur Akhir Tahun 3 Hari, Ini Lengkapnya

"Zanambani mungkin telah dibunuh oleh anggota pasukan keamanan," kata Shamdasani. 

“Sebelumnya, pada September dan Oktober 2020 ada rangkaian pembunuhan yang meresahkan setidaknya enam individu, termasuk aktivis dan pekerja gereja, serta warga non-pribumi. Setidaknya dua anggota pasukan keamanan juga tewas dalam bentrokan," paparnya.

Baca Juga: 850 Hotel Sudah Terverifikasi CHSE, Bali Bersiap Sambut Wisatawan

Sebanyak 36 pengunjuk rasa ditangkap di Manokwari dan Sorong dalam protes pro-kemerdekaan pada akhir pekan.

Pemerintah Indonesia menegaskan Papua dan Papua Barat sebagai bagian integral dan tak terpisahkan dari negara Indonesia, dan secara konsisten menyatakan sedang berupaya untuk mengembangkan wilayah tersebut.

Baca Juga: Kisah Frits Kirihio, Diberi Beasiswa oleh Belanda, Lalu Pasang Badan Untuk Merah-Putih

Papua dan Papua Barat kaya akan sumber daya alam. Grasberg di Papua adalah salah satu tambang emas terbesar di dunia, tetapi termasuk di antara provinsi paling berkembang di Indonesia, dengan kemiskinan endemik dan tingkat malnutrisi anak yang tinggi.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Pikiran Rakyat United Nations


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x