Albania dan Indonesia Bangun Kesepakatan Kerjasama Pengembangan Militer Dengan Turki

5 Agustus 2020, 06:33 WIB
Tentara Turki yang tiba untuk latihan militer bersama skala besar dengan Azerbaijan disambut dalam sebuah upacara di Nakhchivan, di Republik Otonomi Nakhchivan Azerbaijan, 27 Juli 2020. (AA Foto) /

DENPASARUPDATE.COM - Pemerintahan Albania akhirnya menyetujui untuk melakukan kesepakatan militer dengan pemerintah Turki, Senin 3 Agustus 2020.

Kerjasama tersebut dilakukan sebagai bagian dari hubungan persahabatan dan memperjuangkan kerjasama militer antar kedua negara.

"Dengan perjanjian ini, kontribusi keuangan dibuat untuk pembelian jasa dan barang untuk keperluan militer. Dengan demikian, akan mempengaruhi peningkatan interoperabilitas Angkatan Bersenjata Republik Albania," kata Presiden Albania Ilir seperti dikutip DenpasarUpdate.com (Pikiran Rakyat Media Network) dari Kantor Berita Turki Anadolu Agency, Selasa 4 Agustus 2020.

Baca Juga: Erdogan Lakukan Diplomasi Telepon dengan Jokowi, Ada Apa Ya?

Perjanjian kerja sama ini bertujuan untuk menentukan prinsip-prinsip bantuan keuangan bagi Albania untuk membeli produk dan layanan yang 100 presen dibuat sendiri di Turki untuk keperluan militer.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh kedua negara pada 24 Januari dan 24 Februari tahun ini. Parlemen Albania kemudian mengesahkan perjanjian pada 23 Juli.

Setelah persetujuan presiden, perjanjian akan mulai berlaku 15 hari setelah dipublikasikan dalam Pernyataan Resmi.

Baca Juga: Wacana Tiadakan Baliho Kampanye Oleh KPU, DPRD Bali Tegaskan Tolak dan Minta Kaji Ulang

Sebelumnya, kedua sekutu itu NATO itu juga menandatangani Rencana Kerjasama Pertahanan pada Februari.

Tidak hanya dengan Albania, kesepakatan serupa juga dilakukan dengan Indonesia.

Ini terlihat saat kunjungan virtual Menristek RI, Bambang Brodjonegoro kepada Menteri Teknologi dan Industri Turki, Mustafa Varank 28 Juli 2020 lalu.

Baca Juga: Termasuk Bali, Hasto Sebut PDIP Akan Umumkan 75 Calon Kepala Daerah Lagi Jelang HUT RI ke 75

Dalam kunjungan resmi secara daring tersebut, kedua Menteri membahas perkembangan teknologi serta peluang kerja sama di bidang dirgantara, salah satunya industri roket militer dan pesawat tanpa awak atau drone, dan industri pesawat terbang komersial (N-219 dan R-80),

Selain itu, juga kedua negara siap untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan vaksin serta obat Covid-19.

“Indonesia sangat terbuka untuk memperkuat kerjasama di bidang-bidang yang sudah dibahas. Karena itu kita setuju membahas memorandum kesepakatan di masing-masing bidang sesegera mungkin dan juga menandatangani sebuah Perjanjian Payung diantara kedua Menteri yang akan menjadi payung bagi kerja sama-kerja sama tersebut”, kata Menristek RI Bambang Brodjonegoro dalam pertemuan daring seperti dikutip dari Humas Kemenlu.

Menristek RI, Bambang Brodjonegoro (tengah) saat melakukan kunjungan daring ke Menteri Teknologi dan Industri Turki Mustafa Varank Humas Kemenlu

Sebagaimana diketahui, berdasarkan informasi WHO, Turki adalah satu dari empat negara/pihak di dunia yang sudah mencapai kemajuan paling berarti dalam pengembangan vaksin di dunia.

Sementara itu, PT. Bio Farma adalah salah satu industri vaksin paling besar di dunia Islam. Di bidang industri pesawat terbang komersial, Indonesia memiliki pengalaman panjang.

Saat ini terdapat 3 proyek pengembangan pesawat terbang yang sedang dilakukan Indonesia yaitu N-219 dan N-245 oleh PT. Dirgantara Indonesia serta R-80 oleh PT. RAI.

Menteri Teknologi dan Industri Turki, Mustafa Varank Humas Kemenlu

Di bidang satelit dan roket, Turki sudah mulai mengembangkan satelit komunikasi skala besar yang sepenuhnya merupakan buatan dalam negeri dan merupakan salah satu negara maju dalam industri roket, khususnya untu keperluan militer.

Kedua negara melihat terdapat peluang besar bagi kedua negara untuk bekerja sama mengembangkan teknologi satelit, roket serta peluncuran satelit.

Dalam kunjungan yang diprakarsai KBRI Ankara tersebut, Menristek didampingi oleh Duta Besar RI untuk Turki, pejabat di lingkungan Kemenristek dan Kemlu, Kepala BPPT, Kepala LAPAN, Ketua Lembaga Eijkman serta pimpinan industri berbasis teknologi antara lain PT. Bio Farma, PT. DI dan PT. RAI.

Sementara itu, Menteri Varank didampingi oleh sejumlah perjabat terkait, kepala seluruh Lembaga riset terkait di Turki serta CEO dari sejumlah industri berbasis teknologi tinggi.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Tags

Terkini

Terpopuler