Ada Stiker PSHT di Motor Tersangka Kasus Pengeroyokan Hingga Tewas Adhi Putra, Korban Salah Sasaran

23 Januari 2024, 21:43 WIB
Konferensi pers terkait pengeroyokan berujung menewaskan warga Buleleng. Ada striker PSHT di motor pelaku. Mengaku menyesal dan salah sasaran /ISTIMEWA

DENPASARUPDATE.COM - Sebuah tragedi mengerikan melibatkan Adhi Putra Krismawan, 23, yang menjadi korban kesalahan identitas dalam serangan brutal di Jalan Raya Sempidi-Dalung, Kelurahan Sempidi, Mengwi, pada Selasa (16/1/2024).

Penyelidikan mengungkap lima pria yang terlibat, yaitu Roni Saputra (23), Bima Fajar Hari Saputra (18), Ocshya Yusup Bahtiar (21), Ahmat Hilmi Mustofa (25), dan seorang anak di bawah umur berinisial AM (17).

Baca Juga: Kanwil Kemenkumham Gelar Lakukan Penguatan Melalui Penandatanganan Perjanjian Kinerja dan Komitmen Pembangunan

Dalam konferensi pers di Mapolres Badung, Kabidhumas Polda Bali Kombespol Jansen Avitus Panjaitan bersama Kapolres AKBP Teguh Priyo Wasono mengungkapkan bahwa lima pelaku ditangkap dalam waktu dua hari dengan lokasi yang berbeda.

Penangkapan dilakukan setelah menerima laporan dari Satreskrim dan melakukan pengecekan CCTV.

Kerja sama dengan Tim Ditreskrimum Polda Bali dan koordinasi dengan Polres Jajaran di Polda Jatim membuahkan hasil, dengan Ocshya dan Ahmat Hilmi ditangkap di Jawa Timur pada Sabtu (20/1/2024).

Baca Juga: Penembakan Misterius Dengan Korban WN Turki, Security Ditodong, 5 Tembakan, 5 Peluru, dan Motor ADV 150

Sementara Roni ditangkap di Jalan Imam Bonjol, Denpasar Barat, keesokan harinya.

Bima ditangkap di Mess Jalam Gunung Sanggabuana, Denpasar Barat, dan AM diringkus di mess cuci motor, Abianbase, Mengwi, Badung.

Kelima pelaku, yang diketahui tergabung dalam kelompok pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), mengakui kesalahan mereka dan mengejek Adhi sebagai korban kesalahan identitas.

Baca Juga: Bali Sedang Panas! Insiden Mencekam di Villa Palm House Mengwi, Pria Turki Sekarat Oleh Penembak Misterius

Mereka mengira Adhi adalah bagian dari kelompok musuh mereka (IKPSI Kera Sakti) karena menggunakan pakaian serba hitam mirip dengan musuh yang mereka incar.

"Kami merasa menyesal karena telah merugikan nyawa Adhi, seorang pria asal Buleleng yang tak bersalah," ungkap salah seorang pelaku pada Selasa (23/1/2024).

Cerita tragis dimulai saat kelompok pelaku, diperkirakan berjumlah 12-17 orang, berkumpul di Citra Land Jalan Kargo, Denpasar, pada Senin (15/1/2024), untuk tawuran dengan kelompok pencak silat IKPSI Kera Sakti.

Baca Juga: Sekda Badung Adi Arnawa Hadiri Pelantikan 1485 PTPS Badung, Ujung Tombak Keberhasilan Pemilu Di Tingkat Lokal

Namun, setelah menunggu tanpa hasil, mereka berpindah ke sekitaran Puspem Badung untuk melanjutkan pencarian target.

Terjadi perpindahan tempat hingga mereka melihat sekelompok orang berpakaian hitam di dekat Simpang Sempidi Patung Hanoman.

Tanpa memeriksa identitas dengan benar, kelima pelaku langsung mengejar mereka, meyakini bahwa mereka adalah musuh.

Baca Juga: Pemkab Badung Konsen Majukan UMKM Melalui Pemanfaatan Digitalisasi Usaha

Adegan mengerikan terjadi di depan Banjar Ubung Kelurahan Sempidi, di mana Adhi yang tak terlibat dalam konflik tersebut menjadi korban tanpa salah.

Pelaku menyatakan bahwa Adhi merupakan salah satu anggota IKPSI Kera Sakti dan melakukan serangan brutal yang menyebabkan kematian tragis Adhi.

Menurut hasil visum sementara, Adhi tewas akibat luka tusukan yang menusuk paru-paru dan jantung.

Peran masing-masing pelaku diidentifikasi, dengan Roni sebagai pelaku utama yang menggunakan pisau, Bima dan AM melakukan pemukulan, Ocshya menginjak-injak, dan Ahmat melakukan pemukulan dengan tangan kosong.

Baca Juga: Ada Instruksi Giri Prasta, OPD Badung Didorong Akselerasi Pelayanan Publik Melalui Digitalisasi Terintegrasi

Barang bukti termasuk sepeda motor, pakaian korban, helm, handphone, serta barang-barang yang digunakan dalam penganiayaan. Para pelaku dijerat Pasal 170 ayat (2) ke 3 KUHPidana tentang kekerasan yang menyebabkan kematian dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

"Pisau yang digunakan pelaku untuk penusukan belum ditemukan, karena dibuang oleh pelaku. Kami masih dalam pencarian," tambah Jubir Polda Bali.

Tragedi ini mengingatkan bahwa identifikasi yang keliru dan tindakan kekerasan dapat mengakibatkan dampak yang merugikan dan menuntut kewaspadaan dalam menanggapi konflik. ***

 
Editor: Tegar Putra Jaya

Tags

Terkini

Terpopuler