Ada Permintaan udang Galah Tinggi di Bali, Tapi Tak Ada Bibit Tersedia, Petani Udang Karangasem Menjerit

- 20 Maret 2024, 06:05 WIB
Tambak Udang Galah yang Terbengkalai di kawasan Karangasem. Ada 14 Hektar yang tidak terpakai akibat sulitnya mencari Bibit Udang galah
Tambak Udang Galah yang Terbengkalai di kawasan Karangasem. Ada 14 Hektar yang tidak terpakai akibat sulitnya mencari Bibit Udang galah /ISTIMEWA

 

DENPASARUPDATE.COM - dari penelitan yang didasur dari Universitas Airlangga, ada potensi besar pembudidayaan udang galah di Indonesia.

Terlebih Udang jenis ini memiliki ukuran serta nilai jual yang lebih ekonomis dibandingkan jenis Udang lainnya.

Tingkat permintaan udang galah pun terbilang tinggi. Di Bali sendiri, Pemprov Bali telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian Perikanan dan Industri Lokal.

Itu sebabnya permintaan udang galah untuk sektor pariwisata di Pulau Dewata terbilang cukup tinggi.

Namun sayangnya, hal itu tidak berbanding lurus dengan ketersediaan bibit udang galah yang sangat sulit didapatkan pembudidaya udang.

Pemerintah diminta dapat menyikapi serius permasalahan tersebut, sebab kesulitan mendapatkan bibit udang galah telah terjadi sejak Covid-19.

Alhasil, sekitar 14 hektar kolam budidaya udang terbengkalai di Karangasem. Jika hal itu terus berlarut terjadi, ditakutkan sektor budidaya udang galah akan kian berkurang.

Salah seorang pembudidaya udang galah di Karangasem, Wayan Kertiyasa menerangkan, sulitnya mendapatkan bibit udang galah telah terjadi sejak pandemi.

Bibit udang galah dirasa sangat langka dan sulit didapat, baik dari pemerintah maupun pihak swasta.

"Sejak Covid kami di Karangasem kesulitan mendapatkan bibit udang galah. Pernah dapat bibit sekali, itupun dari swasta. Harganya tentu lebih mahal sedikit dari pembibitan yang dibeli dari balai benih di Pesinggagan," ucapnya, Senin (18/3/2024)

Langkanya bibit udang galah membuat sekitar 14 hektare kolam warga menjadi mangkrak.

Selama ini para pembudidaya memilih membiarkan kosong kolam mereka karena untuk membudidaya ikan lain dirasa cukup sulit, baik dari sisi pemeliharaan, ekonomi dan pemasaran.

Beruntung para pembudidaya memiliki pekerjaan lain yang dipakai untuk memenuhi lebutuhan hidupnya.

Selama ini para pembudidaya mendapatkan bibit dari Balai Benih Udang Galah Provinsi Bali di Pesinggahan.

Namun sejak pandemi bibit tersebut sulit diperoleh dengan alasan gagal pembibitan, anggaran yang tidak ada dan perbaikan.

Selama ini pembudidaya diminta menunggu, namun tidak ada kejelasannya hampir 5 tahun lamanya.

"Saya harap pemerintah dapat merespon nasib kami sebagai pembudidaya. Sampai kapan seperti ini, permintaan banyak tapi kami sulit mendapatkan bibit," desaknya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kadek Sukerta selaku pembudidaya udang galah. Sudah sejak lama kolam yang ia miliki kosong karena bibit yang langka.

Ia mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut, sebab permintaan udang galah masih cukup tinggi namun terkendala bibit yang langka.

"Selama ini kami menyalurkan udang galah ke pasar ikan Kedonganan dan suplier. Sejak bibit langka, otomatis penyalurkan terhenti," tutupnya. ***

Editor: Tegar Putra Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x