LUAR BIASA! Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh dan Berkembang 3,5 Persen, Ini Kata Bank Indonesia

- 16 Februari 2021, 07:35 WIB
Ilustrasi catatan utang luar negeri
Ilustrasi catatan utang luar negeri /Bank Indonesia/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM- Indonesia dijerat utang. Itu bukan sekadar isu. Fakta menunjukkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV-2020 Bank Indonesia (BI) telah tercatat senilai USD 417,5 miliar. Luar biasa!.

Jumlah itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral senilai USD 209,2 miliar serta swasta termasuk BUMN USD 208,3 miliar.

“Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia akhir triwulan IV-2020 tumbuh sebesar 3,5 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,9 persen,” isi dari keterangan pers Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin sore, 15 Februari 2021.

Baca Juga: LUCU! Dituduh Setubuhi Anak Dibawah Umur, Lelaki Kampung Malah Ngaku Dipaksa Korban

Pertumbuhan ULN Indonesia tercatat ikut melambat yang disebarkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN di Swasta.

ULN pemerintah tercatat sebesar USD 206,4 miliar pada triwulan IV-2020, yang mana tumbuh 3,3 persen lebih tinggi dari triwulan III-2020 yang sebesar 1,6 persen secara tahunan atau (yoy).

BI mengatakan bahwa meningkatnya ULN pemerintah disebabkan oleh kepercayaan investor yang tetap terjaga, sehingga mendorong masuknya aliran modal asing pada pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Baca Juga: Real Madrid Akan Bangkrut? Sergio Ramos Segera Tinggalkan Santiago Bernabeu

Dan disebutkan oleh BI, bahwa pengelolaan ULN pemerintah tetap dilakukan secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.

Hal tersebut dilakukan guna mendukung belanja prioritas, diantaranya meliputi sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 23,9 persen, sektor konstruksi 16,7 persen, sektor jasa pendidikan 16,7 persen, dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 11,9 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 11,1 persen dari total ULN pemerintah.

Terlepas dari ULN pemerintah, ULN swasta pada telah tercatat mengalami perlambatan, yang mana pada triwulan sebelumnya sebesar 6,2 persen (yoy) dan pada akhir triwulan IV-2020 menjadi 3,8 persen (yoy).

Baca Juga: Kembali Turun, Segera Intip Harga Emas Hari Ini Selasa 16 Februari 2021 di Pegadaian

Hal tersebut terjadi dikarenakan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam.

Pada akhir triwulan IV-2020, ULN PBLK tumbuh sebesar 6,4 persen (yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,4 persen (yoy).

Selain itu, kontraksi ULN LK tercatat sebesar 4,7 persen (yoy), lebih besar dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 0,9 persen (yoy).***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Bank Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x