Puisi ke 2 (Lanjutan)
Karya: Suwardi Rasyid
Seorang karib merespon dengan kata bijak Atas kata-kata yang kukumpulkan beberapa hari yang lalu.
“sesederhana apapun kata itu, kan dihisab kelak tuk dipertanggungjawabkan”…
Kurang lebihnya demikian catatan kecil atas jejak kata-kataku
Gembira…kata hatiku atas lupa yang terjaga
Pada lembar lainnya…kujumpai pula deretan kata bertuan mempesona
“Dan ku terjungkal dalam lamunan langit jingga hingga bersemayam dalam misteri kata yang tak terucap”…hingga “ tersengat kalimat dalam semesta kata”
Kata-kata menjadi kian mistis
Misterinya kian menggumpal sesakkan dada
Dari dasar sadar yang bergelombang dinamis…
Tak kutemukan satu pun ritual kehidupan tanpa kata-kata
Tercolek jiwa…pada pesan singkat sang pembawa risalah akhir
“jangankan satu ayat…satu huruf pun memiliki malaikat penjaga”
Bahkan Adam…sang pembuka wasilah insan
Oleh Khaliknya diajarkan permulaan ilmu mengenal nama…
Yaa…bukankah nama juga adalah kata ?
Aku belum paham penuh atas kumpulan kata-kata ini
Tangan baru sekedar mengikuti arahan akal…biar kalbu tak berontak
Entah kemana arahnya…biarlah kusebar saja
Berharap menjelma kehidupan pada hamparan makna
…minimal serupa jejak kaki pada tanah berdebu
Ketika matahari senja kian meremang cahayanya
…saat tangan tak lagi sanggup menuntun dan meraba
Tibalah masa sekedar jejak kata yang terbaca
“Aku mau hidup seribu tahun lagi”…bisik Chairil Anwar…lirih !