Guna merealisasikan impian ini lanjutnya, MoU sudah dilakukan antara PT. Nindya Karya, Korea National Railway (KNR) dan Perusda Bali, pada 5 Agustus 2020 lalu.
Perwakilan Korea National Railway (KNR), Sunghee Cho, diawal pemaparannya menyatakan senang berkesempatan ikut dalam proyek LRT Bali ini.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Anak Kedua Glenn Alinskie dan Chelsea Olivia, Kado Ulang Tahun Glenn Hingga Punya IG
“Ketika ditanya, Anda akan membangun LRT dimana, Jakarta, Surabaya, Medan atau Bali?, kami langsung memilih Bali,” ungkap Sunghee Cho, dengan bahasa Inggris.
Proyek LRT tahap pertama Bandara Ngurah Rai – Sentral Parkir Kuta ini sebutnya akan menelan dana USD 400 juta . KNR lanjut Sunghee berdiri sejak 2004 dengan bidang usaha konstruksi dan manajemen perkeretaapian.
“Kami melakukan ekspansi ke Negara-negara lain termasuk Indonesia untuk menyiapkan kereta api yang memiliki teknologi aman, nyaman dan ramah lingkungan,” tandas Sunghee.
Baca Juga: Cara Menjinakkan Burung Murai Batu dari Alam Liar Supaya Gacor, Ini Tips-nya
Sementara itu, praktisi transportasi kereta MRT dan komuter Indonesia, Riatmaja Jamil mengakui, bahwa setiap proyek infrastruktur tak akan luput dari pro dan kontra. Baik saat pra pembangunan, masa pembangunan hingga operasional.
“Untuk mereduksi pro dan kontra ini diperlukan komunikasi, menyerap aspirasi, remediasi dan sosialisasi,” tandas Riatmaja.
Tujuan LRT ini tambahnya, tak lain untuk membangun transportasi terintegrasi, efisien, terjangkau dan ramah lingkungan yang dapat menghubungkan ke kawasan-kawasan sentra wisata di Bali. ***