Menurut Mudarta Selebaran tersebut sangat berbahaya.
"Ini sangat berbahaya dan menurut saya ini lebih kejam dari pada Teroris," ungkap Mudarta di depan awak media.
Mudarta mengatakan ajakan untuk membuat rusuh, menjarah, dan membakar akan berbahaya jika masyarakat bisa terhasut.
"Masyarakat sekarang sedang susah, jadi hal-hal seperti ini bisa berbahaya, kami minta Polisi untuk mencari Pelakunya," tandas Mudarta.
Baca Juga: Nekat Mendaki Gunung Agung Sendiri, Ngurah Anom Alami Kelelahan Hingga Harus Dievakuasi Basarnas
Mudarta mengatakan walaupun ada disana pembuat mengatasnamakan elemen Mahasiswa seperti LPM UNUD dan lainnya tapi Mudarta meragukan jika ajakan provokatif dibuat oleh Mahasiswa.
"Saya tidak yakin jika ini dibuat oleh Mahasiswa, jadi harus dicari siapa provokatornya," ungkap Mudarta.
Sebelumnya, jelang demonstrasi besar-besaran yang menolak Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) di Bali, juga beredar broadcast WhatsApp (WA) di kalangan warga Bali.
Baca Juga: Saat ‘Tuhan’ Ikut Nyoblos, KPU Jember Sebut Lima Nama ‘Tuhan’ Masuk DPT Pilkada 2020
Dalam broadcast yang tidak diketahui siapa penyebar awalnya ini berisi ajakan kepada para orang tua pelajar dan mahasiswa di Bali agar melarang anak-anaknya untuk ikut aksi demonstrasi tersebut.