"Bali merupakan destinasi wisata favorit saat Nataru sehingga terjadi peningkatan pergerakan orang yang sebagian besar menggunakan kendaraan baik pribadi, taksi online maupun kendaraan sewaan terutama di arah Bandara serta Kuta Selatan dan Utara,” jelasnya.
Hal tersebut menurut Mahendra Jaya pula, diperparah penyempitan ruas di lokasi-lokasi tersebut karena persimpangan jalan Kuta Utara ke Selatan yang banyak destinasi wisata, hotel serta pemukiman padat penduduk.
“Ditambah lagi di Bali, kita memiliki dewasa ayu, atau hari-hari yang dianggap sebagai momen baik untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti pernikahan dan ritual keagamaan. Hal ini menyebabkan peningkatan simultan dalam mobilitas orang dan barang,” imbuhnya.
Baca Juga: Pekan Ke-16 Liga Inggris, Liverpool Geser Arsenal Dari Puncak Klasemen, Manchester United Tumbang
Pria kelahiran Singaraja ini pun mengungkapkan dalam Rapat koordinasi bersama Menteri Perhubungan RI serta sejumlah pihak seperti Otoritas Bandara, Jasa Marga, Jasa Raharja, Angkasa Pura Indonesia, serta unsur terkait lainnya, telah disepakati sejumlah solusi.
Sebagai solusi jangka pendek, shuttle bus juga bakal disediakan untuk antar jemput penumpang dari dan ke bandara.
Rutenya akan melewati beberapa titik wisata di Bali seperti Nusa Dua, Sentral Parkir Sunset Road, serta Benoa. Bus juga berkeliling di sepanjang Kuta, Legian, serta Canggu dengan headway 15 menit.
Untuk penanganan jangka menengah, akan diupayakan dibangun underpass di jalur Kampus Udayana Jimbaran dan Nusa Dua, pelebaran jalan serta jalan melingkar Ungasan-Jimbaran.
“Untuk jangka panjang, pemerintah akan membangun kereta LRT dari bandara ke sejumlah titik yang selama ini lalu lintasnya padat seperti Legian, Seminyak serta Canggu,” tandasnya.
Baca Juga: Gebyar Akhir Semester SD Muhammadiyah 4 Denpasar: Dari P5, Gemmas 4+, Market Day hingga Barbekyu