“jika kita sudah memiliki keyakinan, apapun yang telah kita lakukan akan mendapatkan jalan karena ini adalah bagian dari sebuah proses, semua sudah takdir dan kehendak alam semesta” ujar Sanjaya.
Terlebih Ketika ketiga karya tersebut dilandasi oleh rasa tulus ikhlas.
Maka rangkaian karya ini telah masuk dalam karya yang satwika dan sesuai dengan sastra agama.
“karya yang utamaning utama, dengan didasari rasa tulus ikhlas shrada bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kapuput oleh sang sulinggih dan juga kaupa saksi oleh murdaning jagat” lanjutnya.
Pihaknya juga menekankan pada kewajiban pelaksanaan Tri Rna oleh masyarakat Hindu Bali dalam membayar hutang yang wajib dilunaskan, termasuk pelaksanaan Dewa Yadnya dan Manusa Yadnya yang telah dilaksanakan sebelumnya dan dirangkaikan pada Upacara Mupuk Pedagingan lan Ngenteg Linggih di Pura Kawitan Tangkas Kori Agung Buruan, Desa Buruan, Penebel.
Anggaran kegiatan yang berasal dari iuran masyarakat di masing-masing kecamatan ini, menjadi tolak ukur kebersamaan yang patut menjadi contoh dan dilestarikan di Kabupaten Tabanan secara menyeluruh.
“Saya berhadap, tetap jaga persamaan dan persatuan ini, karena telah selaras dan serasi dalam membangun karya, sesuai dengan Visi Provnsi dan Kabupaten dalam membangun keseimbangan alam lingkungan, krama dan budayanya. Semoga karya ini memargi antar labda karya, sida sidaning don” tambahnya.