DENPASARUPDATE.COM - Tingginya angka kasus rabies di Bali membuat khawatir banyak pihak.
Apalagi, khusus di Kota Denpasar, jumlah populasi anjing yang terdata berjumlah 80 ribu ekor.
Di sisi lain, Kota Denpasar sendiri berbatasan dengan daerah-daerah yang menjadi zona merah kasus rabies, seperti Badung dan Gianyar.
Untuk itu, Dinas Pertanian Kota Denpasar menggeber vaksinasi dan sterilisasi untuk pencegahan rabies dan perkembangan anjing liar.
Salah satu daerah yang menjadi fokus utama Pemkot Denpasar untuk dilakukan vaksinasi dan sterilisasi adalah kawasan Sanur yang berbatasan dengan Gianyar.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Bali Siap Jadi Tuan Rumah Indonesia International Marathon 2022
“Target kami, untuk pelaksanaan vaksinasi anjing di kawasan Sanur sebanyak 70 persen dari populasi," ucap Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, AA. Gde Bayu Brahmasta disela-sela kegiatan vaksinasi dan strelisasi di Bale Sambangan Sanur, Jumat 24 Juni 2022.
Bayu Brahmasta juga menegaskan bahwa hal ini juga dilakukan sebagai bagian dari untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang banyak mengunjungi Sanur.
Baca Juga: Ciptakan Atlet Berprestasi, Pemkot Denpasar Dukung Kejuaraan Taekwondo Ngurah Harta Cup
"Hal ini untuk memberikan kenyamanan terhadap wisatawan yang akan berkunjung ke Sanur,” ujarnya.
Ia menambahkan setelah Kelurahan Sanur, kegiatan vaksinasi akan dilakukan menyasar 16 desa/kelurahan yang merupakan Kawasan perbatasan.
Seperti Desa Pemogan, Kelurahan Pedungan dan Kesiman Kertalangu yang merupakan Kawasan perbatasan dengan Badung maupun Gianyar.
Saat disinggung mengenai jumlah ketersediaan vaksin sendiri, pihaknya mengaku jumlah vaksin rabies hingga bulan Juni 2022 hanya tinggal 23 ribu.
Ia mengakui bahwa jumlah tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah populasi anjing di Denpasar yang mencapai 80 ribu ekor.
Sehingga, salah satu langkah untuk mencegah dan mengendalikan perkembangan anjing yakni dengan melakukan sterilisasi.
Ia menyebut sterilisasi dapat menekan populasi Anjing yang berlebihan sehingga anjing liar yang berpotensi membawa virus rabies dapat dikendalikan.
“Strateginya kita membuat Immune belt . Jadi membuat antibodi yang mengelilingi kota Denpasar. Sehingga kita prioritaskan vaksinasi di daerah-daerah yang berbatasan dengan Badung dan Gianyar. Karena kita khawatir ada migrasi anjing ke wilayah Kota Denpasar,” ujarnya
Sementara itu, salah satu masyarakat, Eka yang melakukan vaksinasi pada hewan peliharannya menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan vaksinasi dan sterilisasi ini dapat melindungi hewan peliharannya dari virus dan mengurangi sikap agresif.***