Ritual Wajib Songsong Tahun Baru Saka, Tawur Kesanga di Tabanan Dilaksanakan Terbatas, Dipuput 4 Sulinggih

- 14 Maret 2021, 08:44 WIB
Upacar Tawur Kesanga yang digelar H-1 Nyepi oleh Pemkab Tabanan dilaksanakan dengan terbatas dan protokol kesehatan ketat
Upacar Tawur Kesanga yang digelar H-1 Nyepi oleh Pemkab Tabanan dilaksanakan dengan terbatas dan protokol kesehatan ketat /JLD Panjai Bramasta/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Suasana perayaan menjelang Nyepi di Bali kembali terulang seperti tahun 2020 lalu. Kalau biasanya masyarakat adat melaksanakan upacara Melasti, Tawur Kesanga, dan pengarakan Ogoh-ogoh, tahun ini kembali ditiadakan.

Meski begitu, ada sejumlah daerah yang tetap melaksanakan upacara tawur kesanga meski dengan jumlah yang terbatas.

Seperti Pemkab Tabanan melaksanakan upacara Tawur Kesanga di Catus Pata Tabanan, Sabtu sore, 13 Maret 2021. Tawur Kesanga yang digelar dalam kondisi pandemi, pelaksanaan dan sembahyang dilakukan secara terbatas.

Baca Juga: Densus 88 Antitetor Awasi Gerakan 6000 Anggota dan Simpatisan Jamaah Islamiyah

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dan Wakilnya I Made Edi Wirawan dan pejabat daerah lainnya. Dalam pelaksanaan upacara tawur kesanga dipuput oleh empat Sulinggih.

Tawur kesanga merupakan ritual wajib yang harus digelar sebelum memasuki tahun baru dalam perhitungan Tahun Caka. Tawur Kesanga simbol dari penyucian diri yang dilaksanakan satu hari sebelum Catur Bhrata Penyepian atau Hari Raya Nyepi. Upacara ini juga bermakna sebagai wujud keselarasan antara umat manusia dengan alam.

Usai melakukan persembahyangan Tawur Kesanga, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengatakan Catur Brata Penyepian kali ini harus benar-benar dijalankan secara khusuk dan khidmat. Masyarakat dapat mengheningkan diri dan berdoa agar bisa terbebas dari pandemi Covid-19. Sehingga kedepan dapat menjalankan kehidupan dengan normal kembali.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Minggu 14 Maret 2021 untuk Sagitarius, Taurus, Gemini, dan Pisces

"Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir. Kalau orang Bali bilang mangde gelis metilar. Karena Nyepi ditengah pandemi untuk kedua kali masyarakat Bali lakukan," ucapnya.

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x