DENPASARUPDATE.COM – Tradisi Omed Omedan (cium-ciuman) oleh Sekaa Teruna Teruni Banjar Adat Kaja Sesetan Denpasar Bali hingga kini tetap dipertahankan.
Omed Omedan adalah upacara yang diadakanoleh Pemuda Pemudi yang lazim dilaksanakan setiap setahun sekali sehari setelah Hari Raya Nyepi, Jumat 4 Maret 2022 lalu.
Masyarakat Adat Bali menyebut momentum pelaksanaan Omed omedan ini diadakan pada waktu Ngembak Geni untuk mengawali tahun baru saka.
Dimana Omed Omedan yang berasal dari bahasa Bali yang artinya tarik menarik dan ciuman yang dilakukan sepasang muda mudi yang diikuti sejumalah muda mudi lainnya.
Para muda-mudi yang di izinkan mengikuti adalah anak muda berusia 17 – 30 tahun dan belum menikah. Jika sudah menikah dilarang untuk menghindari masalah dalam keluarganya.
Malah ritual ini wajib dilakukan setiap tahunnya sebagai tolak Bala di Banjar Adat yang terletak di Kota Denpasar ini. Pada saat awal pandemi ditiadakan karena menghindari infeksi penularan Covid-19.
Baca Juga: Miliki Kekayaan 5 Juta Dolar, Kematian Tangmo Nida Diduga Terkait Harta Warisan
Namun sekarang digelar lagi dengan mematuhi protocol kesehatan (prokes) antara lain wajib melakukan Tes Antigen, sudah di vaksin dan dengan peserta terbatas.
“Maksimal peserta 50 orang tak boleh ramai-ramai seperti dulu, dan harus vaksin dan tes antigen pesertanya, tentu saja masih bujang dan jika sudah menikah tak diperkenankan ikut ritual Omde-omedan ini,” ungkap I Wayan Wibawa, salah seorang peserta Omed-omedan, sambil menyeka kainnya yang basah disiram air.
Keseruan ritual Omed omedan ini, pemuda dan pemudi yang berdiri saling berhadapan tarik menarik, sampai ada yang berhasil mencium baru disiram air. ***