DENPASARUPDATE.COM –Impian tak sesuai ekspektasi. Itulah yang dirasakan para atlet peraih medali di PON XX/2021 Papua.
Meski belum cair, mereka kecewa berat lantaran bonus yang akan diterima tak sesuai janji. Senin, 7 Februari 2022 semua atlet peraih medali diminta berkumpul di Aula kantor Disdikpora Provinsi Bali untuk menyerahkan berbagai dokumen terkait pemberian bonus.
Keluhannya sama. Mereka keberatan dan kecewa dengan bonus yang akan diterimanya. Sejumlah atlet mengaku sudah mendapat bocoran, peraih medali emas perorangan “hanya” mendapatkan Rp 176 juta. Jumlah tersebut dipotong pajak.
Bukan hanya itu, pengenaan pajak yang tinggi dianggap tak sebanding dengan perjuangan mereka membawa nama harum Bali di kancah nasional.
Dari data yang diperoleh, nilai bonus sebesar Rp65juta akan dikenai pajak lima persen. Rp65 juta – Rp150 juta akan dikenai pajak sebesar 15 persen. Sedangkan bonus sebesar Rp150-350 juta akan dikenakan pajak sebsar 25 persen. Besaran pajak tersebut untuk atlet yang sudah memiliki NPWP.
Dari besaran bonus tersebut, diketahui bahwa peraih medali perorangan mendapatkan Rp200 juta untuk emas, Rp100 juta untuk perak, dan Rp50 juta untuk peraih perunggu.
Sedangkan yang belum memiliki NPWP, pajaknya lebih besar lagi. Pajaknya bisa mencapai 30 persen. Salah satu cabor beregu peraih perak di PON Papua hanya mendapat Rp36,943 juta per orang setelah dipotong pajak.
Melihat kondisi ini atlet senior Bali angkat suara di media sosial pribadi mereka. Misalnya saja Maria Natalia Londa.
Pengoleksi delapan emas di empat edisi PON terakhir ini membuat surat terbuka yang isinya adalah kekecewaan terhadap bonus yang dia dan rekan-rekannya dapat setelah berjuang di PON Papua.
“Saya memang berharap jika hal itu bisa dikaji ulang oleh Pemprov Bali. Bagaimanapun juga, atlet juga sudah berjuang dan berkorban dengan maksimal. Pasalnya yang saya terima kabar dari Provinsi tetangga, untuk peraih emas bonus yang diberikan NTB Rp 300 juta tanpa dipotong pajak dan NTT bonus emas Rp 250 juta,” ungkap Maria, beberapa hari lalu.
Disisi lain peraih medali perak cabor tinju Julio Bria juga kecewa dengan besaran bonus yang akan didapat para peraih medali di PON Papua.
Bahkan dia sampai membuat rekaman video dan diunggah di akun Instagram pribadinya yang isinya kekecewaan terkait bonus PON Papua. “Bonus kecil, pajak besar dan Bali kalah saing dengan NTB dan NTT,” terangnya. NTB sendiri diketahui memberikan Rp300 juta unuk bonus atlet peraih emas.
Baca Juga: Wonderkid Persib Ini Siap dan Ambisi Susul Sang Kakak Bawa Timnas Indonesia Juara di Piala AFF U-23
Sedangkan NTT mendapatkan Rp250 juta ditambah rumah untuk peraih emas di PON Papua. Saat dihubungi terkait unggahannya tersebut, dia menilai besaran bonus yang diberikan oleh Pemprov Bali tidak sebanding dengan apa yang sudah dikorbankannya dan atlet-atlet lain.
“Kalau alasan Covid-19, kenapa provinsi lain bisa lebih besar dan kenapa Bali tidak? Kami berjuang untuk mempertahankan stamina selama pelatda sedangkan uang saku di pelatda, kami sepenuhnya kami dapat. Kami harus membongkar tabungan untuk membeli makanan dan vitamin selama masa pandemi. Pengorbanan saya juga meninggalkan istri dan pekerjaan meskipun sudah mendapat surat dispensasi dari KONI Bali,” terangnya kemarin.
Baca Juga: Wak Umuh Sebut Persib dalam Situasi Krisis, Sempat Minta BRI Liga 1 Ditunda dan Jangan Dipaksakan
Sementara itu Ketum KONI Bali Ketut Suwandi ketika dikonfirmasi mengutarakan dan meminta, agar semua atlet dan pelatih untuk bersabar dan memaklumi kondisi keuangan pemerintah dalam hal ini Pemprov Bali sebagai pemberi bonus. ***