DENPASARUPDATE.COM - Simak kronologi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang tewaskan 127 korban meninggal, usai laga pertandingan Arema vs Persebaya yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Kronologi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bukan disebabkan karena bentrokan antar suporter Arema dan Persebaya.
Melalui siaran langsung TV One, pembawa acara mengungkapkan jika telah melakukan kesalahan saat memberikan informasi terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 9 Halaman 20 21 TERBARU Latihan 1.2 SMP & MTs: Bilangan Berpangkat
Sebelumnya kabar yang beredar adalah peristiwa kerusuhan Kanjuruhan itu terjadi karena bentrok antar suporter Arema dan Persebaya.Namun ternyata setelah dikonfirmasi kembali kejadian tersebut bukan akibat dari bentrokan antar suporter.
Melansir dari pikiranrakyat.com berikut kronologi kejadian tragedi di Stadion Kanjuruhan hingga tewaskan 127 nyawa orang meninggal dunia.
Sesuai dengan keterangan Kapolda Jawa Timur, yaitu Irjen Pol Nico Afinta, dijelaskan bahwa mulanya pertandingan tersebut berjalan dengan lancar dan tertib.
Usai pertandingan selesai dan peluit dibunyikan, tiba - tiba ada salah satu oknum yang merupakan suporter dari Arema merasa kecewa atas kekalahan dari pertandingan tersebut.
Lalu oknum tersebut masuk ke arena lapangan pertandingan. Pukul 21.58 pertandingan selesai, para pemain persebaya dan ofisial dilempari botol air mineral serta barang lainnya saat hendak memasuki ruang ganti.
Berselang 2 menit suporter Aremania turun ke lapangan dan melakukan penyerangan pemain Persebaya dan ofisial.
“Oleh petugas keamanan, (mereka) dilindungi dan dibawa masuk ke dalam kamar ganti pemain,” kata Nico dalam keterangan tertulis yang diterima di Bandung, Minggu, 2 Oktober 2022 mengutip dari pikiran-rakyat.com
Keadaan semakin panas dan tidak bisa terkendali, suporter Arema semakin banyak turun ke lapangan dan beralih menyerang petugas keamanan. Petugas keamanan pun lalu memberikan tindakan tegas dengan menembakan gas air mata ke arah suporter.
“Karena suporter Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan,” tuturnya Kapolda Jawa Timur itu.
Imbas dari tembakan gas air mata tersebut, suporter yang berada di tribun segera berhamburan keluar. Sementara penjaga keamanan yang lain masih melakukan penjagaan ketat dan stand by di depan pintu VIP.
Sekitar pukul 22.30 WIB, rombongan pemain dan ofisial Persebaya meninggalkan stadion Kanjuruhan dengan menggunakan mobil rantis dan pengawalan.
Kendaraan tersebut lalu dilempari oleh paving blok, botol air mineral, batu, kayu, dan lain lain oleh oknum.
“Kemudian Aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan” ujar Nico Afinta.
Baca Juga: Viral di TikTok Kode Rahasia 03031 Apa Maksudnya? Ini Penjelasannya
“Akibat kejadian tersebut, banyak suporter Aremania dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka,” katanya.
Suporter yang mengalami luka dan sesak nafas kemudian mendapat pertolongan pertama di ruang medis.
Sebagian korban di larikan ke rumah sakit menggunakan ambulans, truk polisi, dan kendaraan lainnya.
Akibat kerusuhan tersebut, Nico Afinta mengatakan sebanyak 127 orang meninggal dunia dan 180 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit.***