Baliwood International Webconference of Film Village Berdayakan Masyarakat Desa

- 8 September 2020, 17:13 WIB
Suasana Konferensi Pers Baliwood International Webconference of Film Village via zoom meeting
Suasana Konferensi Pers Baliwood International Webconference of Film Village via zoom meeting /ISTIMEWA/KARTIKA MAHAYADNYA

DENPASARUPDATE.COM – Upaya-upaya kreatif dan inovatif untuk pemulihan pariwisata ditengah deraan pandemi Covid-19 terus dilakukan berbagai stakeholder di Bali. Salah satunya adalah Baliwood International Webconference of Film Village yang akan dihelat pada,11-13 September 2020.

Even virtual yang melibatkan sedikitnya 30 dari berbagai belahan benua di di dunia ini menggandeng ITB STIKOM Bali.  “Era baru dunia ke depan dibutuhkan transformasi global segala bidang termasuk industri kreatif di desa atau disebut desa industri kreatif,” papar Ceo Baliwood Indonesia Dr (Hon) Arvin Miracelova, dalam konferensi pers via aplikasi zoom meeting, Selasa 8 September 2020.

Sebuah keniscayaan transformasi global lanjutnya, dibutuhkan sebuah terobosan dan inovasi. Sebab jika tidak katanya, hanya menjadi transformasi semu ekonomi masa lalu atau bahkan dibawahnya.

Baca Juga: Gagal di Sarbagita, Pemprov Kembali Luncurkan Transportasi Publik Trans Metro Dewata

Bahkan lanjutnya, brand dan visi dunia pengembangan desa film dunia Baliwood Land secara kebetulan telah diluncurkan sebelum pandemi Covid-19 tepatnya di akhir 2018 lalu. Menurutnya, konsep Baliwood Film Village ini berbeda dari desa film di belahan dunia lainnya. Seperti di Hengdian China, Popeye Malta, Giethoorn Belanda dan lainnya. Termasuk dengan industry film kolosal sekaliber Hollywood Amerika Serikat dan Bollywood India. “Konsep yang kami usung memadukan wisata film dan sebuah industri konten baru secara unik yang berbasiskan potensi alam, budaya, tradisi serta pemberdayaan masyarakat kreatif desa dan inovasi digital,” tandas Arvin.

Diuraikan, diawali proses pengembangan Baliwood Land terlebih dulu,inisiatif ekosistem digital dan marketplace dunia,barulah kemudian dilanjutkan ke berbagai proyek lapangan dari produksi film silang budaya dunia di desa hingga pemberdayaan pilot infrastruktur desa. “Ini multizona unik dan berbeda berbasiskan kombinasi alam ,budaya, tradisi baru, pemberdayaan kreatif warga desa dan inovasi digital. Wilayah perpaduan pengembangan wisata film dan alam yakni ecodigital dan  film adventure park memanfaatkan perpaduan alam dengan teknologi game dan Augmented reality sebagai basis tematik film park yang tidak merusak alam,” tandasnya .

 Zona lainnya yakni melibatkan jejaring Creative Space Estate desa sebagai wilayah produksi micro budget film se-dunia berbasis platform lewat pemberdayaan lahan warga desa berupa penyebaran creative container bersama warga desa. “Untuk proyek ini kami telah memilih Desa Abiansemal, Badung Bali sebagai lokasi desa untuk produksi film ini,” tukasnya.

Rektor ITB STIKOM Bali, Dadang Hermawan membenarkan bahwa pemilihan Desa Abiansemal karena juga didukung adanya SMK Pandawa TI Global untuk mendukung segala keperluan digital. Disebutkan, pihaknya telah menyediakan film lab , warung film dan room cottage for staying di desa. “Termasuk integrasi lokasi shootingnya. Serta eksistensi jejaring transformasi sanggar seni budaya di desa sebagai sanggar aset produksi film,” tambah Dadang Hermawan.

Baca Juga: Pengacara Jerinx Ajukan Keberatan, Pengadilan Tetap Sidang Perkara Jerinx Secara Online

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x