DENPASARUPDATE.COM - Dalam tarikh atau sejarah Islam disebutkan, jika Hassan adalah penyair kebanggaan Rasulullah dan Islam, maka dengan kata-katanya yang kuat, tegas, padat, dan menarik sahabat Nabi yang satu ini yakni Tsabit bin Qais adalah orator kebanggaan Rasulullah dan Islam.
Tsabit memulai Kiprahnya di medan perang pada Perang Uhud. Sejak memulai jihadnya ia tidak pernah absen di setiap peperangan. Perjuangan serta pengorbanannya luar biasa dan menakjubkan, sulit dicari bandingannya.
Di Perang Riddah, Tsabit selalu berada di depan, dengan membawa bendera kaum Anshar, menyabetkan pedangnya tanpa henti. Di Perang Yamamah, Tsabit melihat dampak buruk dari serangan mendadak pasukan Musailamah al Kadzdzab. Maka, dengan suara yang lantang menggelegar, ia berseru.
"Demi Allah, tidak seperti ini dulu kami berperang bersama Rasulullah," tak lama kemudian Tsabit sudah membalut badannya dengan kain kafan.
"Ya Allah, aku benar-benar tidak ikut bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan (kaum muslimin yang berperang dengan tidak gigih," Tsabit kembali berseru.
Salim seorang mantan budak Abu Hudzaifah yang memegang bendera kaum Muhajirin bersama Tsabit menggali dua lubang. Kemudian mereka masuk ke lubang itu dan menimbun separuh tubuhnya dengan tanah. Keduanya ibarat paku bumi yang separuh badannya tertanam dalam tanah dan separuh lagi menghadap ke arah musuh siap menebas setiap tentara musuh yang mendekat. Hinga akhirnya keduanya menemui kesyahidan di lubang mereka.
Tsabit bin Qais, sang orator dan prajurit tak kalah tanding ini memiliki jiwa yang patuh dan hati yang tunduk.