Jika PMN Teralisasi, KM Umsini dan KM Kelimutu Milik PT Pelni Akan Dipensiunkan

- 19 Juni 2024, 23:55 WIB
Kapal tol laut milik PELNI, KM Umsini mengalami kebakaran hebat saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar pagi tadi. Saat ini proses pemadaman sedang berlangsung
Kapal tol laut milik PELNI, KM Umsini mengalami kebakaran hebat saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar pagi tadi. Saat ini proses pemadaman sedang berlangsung /Tanjungpinang.Pikiran-Rakyat/Dok FB Roy Arsenal

DENPASARUPDATE.COM - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) saat ini "hanya" memiliki 26 unit kapal untuk menjembatani masyarakat di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke.

Dengan letak geografis Indonesia yang sangat luas, seharusnya Pelni memiliki setidaknya 90 unit kapal.

Ini hasil riset dari perusahaan kapal asal Jerman, Meyer Werft. Bahkan pihak Meyer sendiri kaget masih ada kapal buatannya yang beroperasi untuk Pelni.

Hal ini diungkapkan oleh Manajer Komunikasi PT Pelni Ditto Pappilanda di Kuta pada Senin (17/6/2024).

"Saat kami kesana, mereka kaget masih ada kapal Pelni buatan mereka yang beroperasi," beber Ditto.

Kapal yang dimaksud adalah KM Umsini. Kapal ini menjadi yang tertua milik Pelni yang berusia 39 tahun.

Sedangkan kapal dengan masa pemakaian paling muda milik PT Pelni adalah KM Gunung Dempo dengan rute Jakarta-Jayapura yang mulai beroperasi pada tahun 2008 lalu.

Kebetulan juga, KM Umsini terbakar pada Minggu (9/6/2024) di Pelabuhan Soekarno hatta, Makassar. 

Kebakaran ini menyebabkan 1.677 penumpang batal berangkat menuju Surabaya. Umsini sendiri, diambil dari nama gunung yang terletak di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Nah KM Umsini ini menjadi salah satu priroritas dari PT Pelni untuk diganti. Satu kapal lainnya adalah KM Kelimutu.

Namun semua tergantung dari realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Kementerian Keuangan. Jika PMN tersebut direalisasikan pada 2024, makan kapal baru bisa diproduksi oleh perusahaan galangan kapal.

Diperkirakan bisa beroperasi pada 2026 atau 2027 mendatang. Lalu berapa PMN yang diajukan oleh PT Pelni kepada kementerian yang dipimpin Sri Mulyani tersebut?

Jawabannya adalah Rp3 triliun. Asumsinya, satu kapal membutuhkan biaya Rp1,5 triliun. Jumlah PMN ini menyusut Rp1,5 triliun dari semula Rp5,5 triliun.

Dari data yang ada juga, bukan hanya KM Umsini dan KM Kelimutu yang sudah melwati umur teknis pemakaian, tetapi ada 10 kapal lainnya.

"Umsini dan Kelimutu memang menjadi prioritas kami untuk diganti. Sedangkan usia ekonomis kapal itu 30 tahun dan itu tergantung perawatan. Semakin tua, maka semakin berat perawatannya," imbuhnya.

Selain itu juga lanjut Ditto, semakin tua kapal, akan semakin lambat lajunya dan bisa mempengaruhi efektivitas waktu tempuh.

Kebetulan, PT Pelni menurut Ditto juga sudah melakukan survei ke perusahaan kapal di Eropa seperti Jerman, Yunani, hingga Italia.

Untuk di Asia, PT Pelni sudah meninjau ke kawasan China, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk asumsi ideal kapal yang dimiliki PT Pelni sebanyak 90 unit, juga bukan tanpa alasan dan bukan keinginan yang mengada-ngada.

PT Pelni sendiri memiliki peran strategis untuk menguhubungkan pulau satu dengan lainnya di Indonesia. 

Bukan hanya kota-kota besar, tetapi juga daerah tertinggal terdepan, dan terluar (3T) di seluruh Indonesia.

Keberadaan PT Pelni sangat berpengaruh besar untuk kehidupan masyarakat di kawasan 3T. Sebab sebagian besar daerah 3T, tidak memiliki fasilitas penunjang seperti rumah sakit.

Ditto menjelaskan, masyarakat di kawasan 3T bisa berobat di kapal milik PT Pelni karena setiap kapal memiliki tim medis.

Selain itu kapal milik PT Pelni juga bisa menjadi angutan perintis, angkutan ternak, tol laut hingga kapal feeder.

Selain kapal Umsini dan Kelimutu, beberapa kapal lain yang berusia tua di antaranya kapal Lawit yang beroperasi sejak 1986 atau sudah 38 tahun dan kapal Tidar sejak 1988 atau 36 tahun.

Lalu bagaimana dengan rute PT Pelni di Denpasar, PT Pelni sendiri memiliki empat kapal dengan rute dari Denpasar yaitu KM Tilongkabila, KM Awu, KM Leuser, dan KM Binaiya.

Namun masalahnya, empat kapal tersebut juga berpotensi untuk diganti karena sudah berusia 30 tahun. 

Paling tua masa pemakaiannya adalah KM Awu berusia 33 tahun hingga Tilongkabila yang sudah berusia 30 tahun. 

Sekarang, PT Pelni harap-harap cemas. Apakah PMN yang diajukan tersebut bisa teralisasi atau tidak.

Jika bisa terealisasi, tentu kapal-kapal yang diganti bisa diperuntukkan untuk hal lain. "Bisa dihibahkan ke instansi lain seperti yang pernah kami lakukan kepada TNI AL," tutupnya.

Editor: Tegar Putra Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah