Telan Dana 1 Triliun, Pak Bas dan Koster Kebut Proyek Penataan Pura Besakih Rampung Akhir 2021

7 Agustus 2020, 06:52 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Wayan Koster di Besakih, Kamis 5 Agutus 2020 /Humas Pemprov Bali

DENPASARUPDATE.COM - Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan bahwa Pemprov Bali bersama pemerintah pusat terus berkomitmen untuk mewujudkan Kawasan Pura Besakih nyaman sebagai tempat persembahyangan terbesar umat Hindu di Nusantara.

Untuk mewujudkan itu keduanya sepakat menggelontorkan anggaran sebanyak Rp 1 triliun untuk menata kawasan suci umat Hindu itu. Ia menjelaskan bahwa anggaran tersebut akan dilaksanakan secara bersama atau sharing yakni, masing-masing sebanyak Rp 500 miliar.

Nantinya, Pemprov akan menangai pembebasan lahan dan pemerintah pusat melalui Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menangani infrastruktur lahan parkir, penataan pedagang dan taman-taman dan infrastruktur pendukung lainnya.

Baca Juga: Dianggap Gagal dan Gagap, Pemuda Muhammadiyah Bali Desak Nadiem Makarim Mundur dari Mendikbud

“Tentunya masyarakat Bali sangat berterima kasih kepada Pak Menteri PUPR yang berkenan meninjau langsung dan ini memang sejalan dengan arahan Bapak Presiden Jokowi atas laporan saya 7 Juli lalu,” jelas Koster saat meninjau bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di di kawasan Bencingah Pura Manik Mas, Besakih, Kamis 6 Agustus 2020.

Rencananya, Pura Besakih akan berdiri di atas lahan sekitar 10 ha, yang 5 ha diantaranya akan dibebaskan Pemprov Bali dalam waktu dekat.

Pria yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini menambahkan, penataan renovasi pura terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem akan dikebut pengerjaannya selama setahun yang akan dimulai pada tahun 2021 mendatang.

Baca Juga: Warga Desa Balangan Adukan Pencaplokan Lahan Oleh Pengusaha Hari Boedi Hartono ke Ombudsman Bali

“Anggarannya akan segera keluar, target 1 tahun selesai karena tahun 2022 akan ada upacara Merbabu Bumi. Tahapan pertama tahun ini 2020 ini adalah pembahasan konsultan management konstruksi dan pembebasan lahan kemudian tahun 2021 sudah mulai dikerjakan dan nanti pada saat ground breaking diharapkan Pak Menteri PUPR hadir” jelas dia.

Terkait dengan dikebutnya waktu pengerjaan pura tersebut, Koster beralasan karena di Tahun 2022 umat Hindu di Bali akan menggelar upacara keagamaan yang akan berlangsung, Maret 2022.

"Jadi semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan jalan terbaik, sehingga pembangunannya diharapkan bisa mengakomodir umat Hindu di Bali dan di Indonesia yang hadir saat upacara di Besakih," jelasnya.

Baca Juga: Disiplinkan Warga, Kodim 1626 Bangli Dekati Pedagang Pasar Kidul

Di sisi lain, Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono rencana pembangunan infrastrukur yang menelan anggaran hingga 1 triliun rupiah gabungan dari APBN dan APBD tersebut merupakan contoh kolaborasi yang baik dan bagus bagi pembangunan di Indonesia.

“Kolaborasi Pusat dan Pemprov Bali ini merupakan contoh yang sangat bagus, pusat dan daerah saling berbagi tugas dan saling support,” jelas Mentri Basuki kepada wartawan di sela-sela kunjunganya di Pura Besakih.

Ia juga menjelaskan bahwa penataan Fasilitas lahan parkir akan dibuat menjadi empat lantai basement dan terkoneksi satu sama lain sehingga memudahkan traffic kendaraan yang keluar masuk.

Kunjungan Menteri PUPR dan Gubernur Bali ke Pura Besakih Humas Pemprov Bali

Setiap lantai parkir nantinya akan terkoneksi dengan flow pintu keluar sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan baik yang masuk maupun keluar.

Selama ini, persoalan parkir menjadi isu utama hingga penataan infrastruktur merupakan persoalan urgent untuk segera dicarikan solusi. Belum lagi mengenai pedagang yang semrawut dan fasiltas kebersihan dan toilet.

Dengan penataan infrastruktur yang sudah disiapkan selama 2 tahun tersebut, nantinya akan menampung hingga sekitar ribuan motor dan mobil serta ratusan bus dengan lebih tertib.

Selain penataan faslitas parkir, juga dilakukan relokasi pedagang warung dan toko-toko hingga taman- taman yang nyaman dan asri.

“Kenapa saya support banget karena informasinya warga yang beribadah bisa pulang pagi padahal sembahyang di sini hanya 1 jam karena terkendala masalah parkir,” jelas menteri yang akrab disapa Pak Bas ini.

Dengan penataan infrasturkur yang tendernya akan segera dimulai, diharapkan semua umat Hindu baik yang berada di Bali maupun para wisatawan mancanegara akan semakin khusyuk dalam beribadah dengan nyaman.

Selain itu juga, sebagai kawasan cagar budaya, Menteri Basuki memastikan penataan kawasan Pura Besakih akan memperhatikan adat istiadat serta kearifan lokal budaya Bali.

“Pura Besakih merupakan aset nasional bukan hanya aset Bali. Sehingga penataanya harus benar-benar ditertibkan. Dengan pembangunan infrastruktur ini nantinya akan benar benar berubah ditata supaya rapi dan pantas buka hanya sebagai kawasan wisata tetapi juga rapi dan pantas untuk beribadah,”pungkas Menteri Basuki.

Pura Besakih merupakan pura tertua dan terbesar di Indonesia dibangun oleh resi asal India bernama Markandeya dan kemudian dijadikan Objek wisata sejak tahun 1960an.

Di hari-hari upacara penting, ribuan umat Hindu memadati kawasan heritage ini sehingga pemerintah memandang perlu untuk menata infrastruktur.

Kawasan tempat ibadah suci umat Hindu ini terdiri dari 17 bangunan candi atau pura. Paling bawah depan dan bawah yakni disebut Candi Bentar.

Setelah memasuki Candi Bentar kemudian pengunjung akan tiba di Pura Manikmas untuk disucikan, setelah itu kemudian berjalan menuju puri Mardi Agung kemudian menuju candi pura utama yakni Pura Agung Besakih yang letaknya berada paling tinggi, para pengunjung harus menaiki anak tangga yang cukup tinggi.

Dari pura bersejarah ini selain beribadah umat Hindu maupun para wisatawan dimanjakan dengan panorama Gunung Agung nan eksotik.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, Dirut PT Nindya Karya Haedar Karim, Arsitek dan penanggung jawab penataan Kawasan Suci Besakih Nyoman Popo Danes, Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida Maryadi Utama, Plh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Sodeli, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Bali I Nyoman Sutresna, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Tags

Terkini

Terpopuler