Baru Terungkap Gagalnya Bandara Bali Utara, Ternyata Lantaran Megawati Ngamuk, Cek Benarkah?

17 Januari 2023, 11:51 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah menunjuk) bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua DPR RI Puan Maharani. Gubernur Koster dan Bupati Badung Giri Prasta juga mendampingi saat cek kawasan ekonomi khusus di Sanur Bali, 16 Januari 2023. /Humas Pemprov Bali/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Bandar udara internasional Bali Utara (BIBU) di Buleleng sudah dicoret dari proyek strategis nasional. Padahal saat lempar wacana begitu kencang. Bahkan pembebasan lahan sudah dilakukan.

Sayang kini mimpi itu agaknya harus dikubur. Mau tahu apa masalahnya? Ternyata lantaran Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri ngamuk-ngamuk masalah bandara bali utara ini. Lho kok bisa?

Ceritanya, saat Megawati menghadiri paparan progres Kawasan Ekonomi Khusus  di  Sanur, 16  Januari 2023, terungkap dengan jelas dan tegas mantan Presiden RI ke-5 ini menolak keras pembangunan Bandara di Bali Utara.

Baca Juga: Erick Thohir Sampai Menpora, Ketum PSSI Bali Siap Bersaing Dengan Ratu Tisha - Raffi Ahmad Jadi Anggota Exco

Megawati bahkan menyatakan bagian warga Bali Utara karena neneknya, Ibunda Sukarno warga  Buleleng. Mega menolak, namun Presiden Joko Widodo masih berusaha meloloskan.

Bahkan, Presiden Jokowi sempat mengutus mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama  datang ke rumah Megawati untuk membujuk. 

"Pram, (Sekretaris Kabinet Indonesia) tolong banget ini atas nama warga Bali jangan hanya mikirin diri sendiri, Pulau Bali seuprit. Penduduknya hanya berapa, yang mau didatangin kesini hanya investor? Saya mau masyarakat Bali saya mau jadi pengusaha dan sebagainya. Kita ini negara merdeka berdaulat, eh masih mau saja gitu," ucapnya. 

 Baca Juga: Uji Coba Jembatan Yang Roboh di Nusa Penida, Hasilnya: Tidak Ada Kegagalan

 "Waktu itu masih Wishnutama ke rumah saya  masih menteri hanya untuk membujuk saya, saya kalau sudah saya digituin saya bilang tidak, Saya mewakili rakyat Bali.  Kenapa sih kebayang tidak buang duit melulu, mau dibuat HUB katanya," ucapnya dalam sambutanya menghadiri paparan progres Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. 

Dalam acara itu juga hadir  Gubernur Bali Wayan Koster, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Lanjutnya, saat itu juga Mega memanggil Gubernur Bali Wayan Koster dan  menyampaikan sikap penolakannya  sehingga didengar oleh Presiden Joko Widodo. 

Selain itu, sempat bertanya dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi ada apa dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai? Ia menyarankan kalau kurang, bisa dibuatkan runway (landasan pacu). Penolakan bukan tanpa alasan, berkaca saat pandemi Covid-19, pariwisata tiba-tiba terhenti sehingga pertumbuhan ekonomi minus.

Baca Juga: Shin Tae-yong Umumkan Kepada Media Korea Selatan Akan Stay Bersama Timnas Indonesia, Simak Alasannya

Siapa yang akan naik di Buleleng kalau jadi ada bandara? Katanya, Presiden pertama RI Sukarno dulu sudah mendesain, penumpang atau pengunjung mancanegara turun di I Gusti Ngurah Rai.

"Kalau jadi itu bandara di Buleleng, di Ngurah Rai ya, di Buleleng ya tidak sumpek itu bagi rakyat Bali," ucap Mantan Presiden RI ini. 

Menurutnya, yang datang hanya orang asing dan Bali akan dipenuhi orang asing. Ia meminta kenapa tidak disempurnakan bandara yang ada dengan membuat  segitiga antara Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara  Juanda di Surabaya dan Bandara Banyuwangi.

Baca Juga: Tekuk Rans Nusantara FC, PSIS Semarang Sukses Buktikan Petik Tiga Poin, Ini Kata Suporter

"Saya bilang why not saya pernah presiden lho  buat triangle gitu Ngurah Rai Bali, terus Banyuwangi terus Surabaya," ucapnya. Megawati menyatakan dirinya ngamuk ketika rencana pembangunan Bandara di Buleleng. " Ngamuk saya, ngamuk lah. Tulis Ibu Mega ngamuk," celotehnya. 

Selain itu,  masih di dalam sambutannya, Megawati meminta Gubernur Bali Wayan Koster untuk tidak mengubah aturan tinggi bangunan di Bali yang tidak boleh melebihi pohon kelapa. Aturan itu sudah ada saat ayahya Sukarno sebagai presiden. Meski dia juga prihatin dengan  saat ini  karena dia tidak lagi melihat banyak pohon kelapa di Bali. 

"Jangan diubah aturan, hotel rumah tidak lebih tinggi dari pohon kelapa. Itu perintah Bung Karno, why. Waktu keliling, dulu banyak pohon kelapanya kenapa sekarang sudah tidak ada ya. Saya masuk tidak ada. Itu kan indah banget," celoteh Mega. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update

Tags

Terkini

Terpopuler