DENPASARUPDATE.COM – Setelah mengarungi waktu dan pengabdian yang panjang Taman Pendidikan Quran (TPQ) Darul Quran Denpasar sukses mewisuda 50 santri pada Ahad 13 Maret 2022.
Kepala TPQ Darul Quran Denpasar H. Fathuri, dalam sambutannya menguraikan, pihaknya menyadari menyadari bahwa lembaga pendidikan ini belum dikelola dengan manajemen modern. Hal itu lanjutnya, tak lain karena keterbatasan baik dari sisi infrastruktur dan anggaran.
“Karena sekalipun kami bisa memberikan sekedar pengganti biaya transport kepada seluruh ustadz-ustadzah setiap bulan, tetapi kami tidak memungut biaya kepada santri. Pendidikan Gratis mungkin lebih tepat kami katakana,” ungkap Fathuri.
Namun kondisi ini lanjutnya, tidak mematahkan semangat parav pengelola teruta para guru kami untuk tetap melangsungkan penddikan Al Qur’an.
“Memang ada beberapa wali santri yang secara kreatif sejumlah kurang lebih 10 orang dari 150 wali santri yang berkontribusi untuk kelancaran proses pendidikan,” sebutnya, sembari mengungkapkan rasa terimakasih.
Fathuri juga menyebutkan, para wisudawan dinyatakan lulus ujian setelah menjalani proses, membaca Alquran secara murottal, praktik mengerjakan salat, hafalan ayat-ayat pilihan, hafalan doa praktis sehari-hari, hafalan surat-surat pendek.
Sementara perwakilan Wali Santri mengungkapkan telah menjatuhkan pilihan menitipkan anak-anaknya mengaji di TPQ Darul Quran yang beralamat di jalan Gunung Seraya IID Nonor 9 Denpasar, ini lantaran sudah jelas dan terukur hasil santri mengaji di tempat ini.
“Kita bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah melalui Kementerian Agama yang memiliki program musabaqah Tilawatil Quran setiap tahun. MTQ ini berfungsi antara lain sebagai media untuk mengevaluasi kualitas santri mengaji,” ungkapnya.
Pihaknya menganggap, para santri telah pandai mengaji tapi kalau belum lolos menjadi juara MTQ maka pihaknya masih ragu terhadap kualitas santri tersebut.
Baca Juga: Persija Jakarta Gasak Persikabo 1973 dengan Skor Telak, Macan Kemayoran Akhirnya Kembali Bangkit!
“Sebaliknya kalau sudah menjadi juara dalam MTQ otomatis memang yang bersangkutan memiliki kualitas yang bagus,” ungkapnya, pula.
Sementara itu, Wakil Santri Renata Dwi Anggraini, mengungkapkan rasa bahagianya dinyatakan tamat belum tamat SMA bahkan perguruan tinggi, tetapi sudah berkesempatan memakai baju toga.
“Jubah toga yang sekarang saya pakai ini semakin menguatkan tekad saya, bahwa 10 tahun yang akan datang saya harus kembali memakai baju toga karena saya sudah menjadi sarjana yang sesungguhnya di perguruan tinggi,” ungkap Anggraini, penuh haru.
Ketua MUI Kota Denpasar KH. Syaefuddin Zaini memuji ketekunan ustadz dan ustadzah telah menghasilkan output yang berprestasi hingga level nasional.
“Meskipun gurunya tak pernah juara tapi Alhamdulillah santrinya banyak yang menggapai juara hingga MTQ tingkat nasional,” imbuhnya. ***