Fenomena Suhu Dingin Juli – Agustus 2022, Ada Broadcast Hoax hingga Trending di Twitter, Ini Penjelasan BMKG

26 Juli 2022, 14:05 WIB
Ilustrasi warga yang berselimut akibat suhu dingin. /antaranews.com/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Sejak awal Juli lalu nyaris seluruh wilayah di Indonesia merasakan suhu yang tak lazim. Suhu dan kelembaban udara dingin sekali. Sangat berbeda dari biasanya.

Bahkan Balai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar merekam suhu udara di area Candikuning, Bedugul Tabanan pada 25 Juli 2022 menctat rekor terendah yakni 13 derajat celcius.

Di kawasan dataran rendah pun cukup dingin. Tak sedikit warga net yang membuat status dinginnya suhu udara akhir-akhir ini.

Baca Juga: Akun Stumble Guys Sultan Gratis dan Terbaru Full Skin, Gems, Token dan Emoji Gratis Buruan Klik Disini

“Duh dinginnya sampai menggigil. Saya tak pernah menyalakan AC (pendingin ruangan) lagi sejak cuaca dingin begini,” celoteh, Made Wisesa yang diposting di status Facebook pada 22 Juli 2022.

Bahkan isu “suhu dingin” ini menjadi trending topic di laman Twitter hingga 26 Juli 2022. Warganet yang bercuit kata “dingin” mencapai 26.000 twit.

“Kenapa dunia ini dari kemarin dingin banget yak,” cuit salah seorang di akun twitternya.

Ilustrasi adanya suhu dingin mebuat pohon terjadi buliran es.

Yang bikin gaduh, beberapa warganet ada yang mengaitkan suhu dingin akhir-akhir ini dengan fenomena aphelion. Yaitu, fenomen dimana bumi berada titik terjauh dari matahari.

Baca Juga: 5 Cara Lihat Instagram Story Orang Lain Tanpa Ketahuan, Diam-diam, dan Tidak Harus Follow

Broadcast yang beredar luas lewat aplikasi WA (whatsapp) dan telegram berbunyi:

“Mulai 22 Juli hingga 22 Agustus cuaca akan lebih dingin dan lebih dingin dari tahun lalu.  Ini disebut fenomena Albelian.  Dimulai besok pagi jam 5-27.”

  “Kita tidak hanya akan melihat tetapi juga mengalami efek dari Fenomena Alphelion.”

 “ Ini akan berakhir pada Agustus 2022. Selama ini kita akan mengalami cuaca dingin yang belum pernah ada sebelumnya.. karena itu.. badan kita pegal-pegal dan tenggorokan tersumbat.”

Baca Juga: Bupati Buleleng Harapkan CSR Perumdam THB Lebih Dialokasikan Untuk Lingkungan

“Demam, batuk dan masalah pernapasan terjadi.  Oleh karena itu, lebih baik memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda dengan vitamin dan produk makanan sehat lainnya.”

“Jarak antara Matahari dan Bumi adalah 90.000.000 km.  Tapi selama Fenomena Alphelion ini, jarak antara keduanya akan meningkat menjadi 152.000.000 km.  Itu adalah peningkatan 66%.”

 “ Silakan bagikan ini dengan keluarga, teman, dan orang yang Anda cintai.”

 Baca Juga: Kode Redeem Genshin Impact Terbaru 26 Juli 2022 yang Belum Dipakai, Buruan Klaim

Itulah broadcast yang beredar beberapa hari terakhir dan sempat menjadi viral dikaitkan suhu dingin, akhir-akhir ini.

Seperti diketahui, jarak bumi ke matahari secara normal 149,6 juta kilometer. Nah, ketika terjadi aphelion maka jarak antara bumi ke matahari bisa mencapai 152 juta kilometer. Memang ini terjado antara Juli – Agustus tahun ini.

Namun pihak BMKG sendiri membantah suhu dingin akhir-akhir ini disebabkan fenomena aphelion.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Download Stumble Guys 0.39 Gratis Unlock All Skin Hingga Update Link GB WhatsApp WA Terbaru

BMKG meluruskan kaitan Aphelion di tahun 2022 dengan Bumi, bahwa viral 'broadcast' yang menyatakan Aphleion menyebabkan suhu dingin di sejumlah wilayah belakangan ini tidak benar alias tidak sahih.

Aphelion sendiri adalah fenomena astronomis yang terjadi tahunan, di mana posisi matahari berada di titik paling jauh dengan Bumi. Fenomena tersebut terjadi di kisaran bulan Juli.

BMKG menyanggah Aphelion merupakan sebab cuaca dingin di awal tahun 2022. Kini, justru fenomena yang tengah terjadi adalah perhelion.

Baca Juga: Download Bus Simulator Indonesia Uang Tak Terbatas No Mod Apk Versi Terbaru 2022, Gratis Stiker Bus ALS

"Aphelion tidak berpengaruh signifikan terhadap suhu di Bumi. Hal itu termasuk pada periode Bumi letaknya lebih dekat dengan Matahari (Perihelion)," ungkap  Pelaksana Tugas Deputi Klimatologi BMKGUrip Haryoko dalam keterangan di Jakarta, kemarin.

Justru pihak BMKG menyebut fenomena suhu dingin akhir-akhir ini lebih disebabkan karena pada Juli ini merupakan titik puncak musim kemarau.

Periode puncak musim kemarau ini lanjut dia, ditandai munculnya pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Benua Australia.

Baca Juga: Community Leaders Mendorong Insan PNM Berkualitas Untuk Mendukung UMKM Naik Kelas di Bali

“Pada periode Juli di Australia berada pada musim dingin,” ujar Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepuddin, kemarin.

Dijelaskan, adanya pola tekana udara yang relative tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia yang kemudian dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

Selain itu tambahnya, langit yang cenderung bersih atau clear sky menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang langsung dilepas ke atmosfer luar sehingga udara dekat permukaan terasa sangat dingin.

Baca Juga: Ini Jalan Pintas Menuju Kemenangan Saat Mabar Stumble Guys, Lawan Auto Geleng-geleng Kepala & Link Download

Pihaknyan bahkan memptrediksi daerah-daerah tinggi seperti Dieng dan lainnya berpotensi terjadi butiran es atau salju. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: BMKG ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler