"Saya juga melihat ketika ada atlet yang juara di kancah nasional maupun internasional, penyambutannya itu sangat gegap gempita oleh pemerintah. Tapi, sejatinya itu harus dipikirkan dari proses pembinaan dari masing-masing cabornya," singgung Nariana.
Pengembangan olahraga butuh perhatian serius dari pemerintah. Dia juga bercerita kalau ada sejumlah cabor yang meminta dana ke KONI Badung untuk pembuatan baju untuk event PON mendatang.
Hal ini bukti banyak cabor yang tercecer dan terseok-seok menghadapi event empat tahunan itu.
"Padahal, Cabor inilah nantinya yang berjuang untuk meraih emas. Ya, saya melihat pembina olahraga selama ini betul - betul secara gotong royong, sukarela para pembina, pelatih, orang tua, dan atlet," harapnya.
Disinggung terkait buku ketiganya itu, Nariana mengaku masih menceritakan catatan kehidupannya dari seorang wartawan hingga kini bergelut di dunia olahraga.
Adapun sejumlah jabatan yang dipimpinnya itu mulai dari Ketua KONI Bali, Ketua SIWO PWI Bali dan saat ini menjabat sebagai Ketua KONI Badung. Dia juga tidak memungkiri kalau diusianya yang sudah senja, masih aktif menulis.
"Ya sepanjang jari masih normal, otak masih bagus, saya tetap bisa menulis. Awalnya buku ini hanya coretan-coretan saat tidak bisa tidur malam hari, tapi kini sudah menjadi buku. Dan ini buku ketiga yang telah saya tulis," pungkasnya. ***