Kisah Mush'ab bin Umair Duta Islam Pertama, Dikurung Oleh Ibunya Sendiri Ketika Masuk Islam

- 29 September 2021, 20:07 WIB
Ilustrasi gambar Mush'ab Bin Umair yang dikisahkan dalam buku  Sirah Nabawiyah karya  Khalid Muhammad Khalid.
Ilustrasi gambar Mush'ab Bin Umair yang dikisahkan dalam buku Sirah Nabawiyah karya Khalid Muhammad Khalid. /Asian Muslim/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Kisah-kisah dramatis semasa Kerasulan Muhammad SAW banyak menjadi kisah heroik yang melegenda. Salah seorang diantaranya Mush'ab bin Umair dikenal sebagai “Duta Islam yang Pertama”. Seorang remaja Quraisy paling menonjol, paling tampan, dan paling bersemangat

Mush'ab lahir dan dibesarkan dalam limpahan kenikmatan. Mungkinkah anak muda yang serba kecukupan, biasa hidup mewah dan manja, selalu dielu elukan, dan bintang di setiap rapat dan pertemuan, akan berubah menjadi tokoh dalam sebuah cerita keimanan dan kisah perjuangan demi membela Islam?

Mush'ab adalah satu di antara orang-orang yang ditempa oleh Islam dan dididik oleh Muhammad SAW.

Baca Juga: Jadwal, Prediksi, dan Link Live Streaming Liga Champions 2021 30 September 2021: BIG MATCH Juventus vs Chelsea

Kisahnya sebelum masuk Islam, Mush'ab mendengar berita tentang Muhammad yang selama ini dikenal jujur (Al-Amin) yang menyatakan bahwa dirinya telah diutus Allah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Serta mengajak umat manusia beribadah kepada Allah yang Maha Esa

Di suatu senja, Mush'ab bergegas ke rumah Arqam bin Abil Arqam dan menemui Rasulullah yang bertemu para sahabatnya, mengajarkan ayat-ayat Al-Quran dan melaksanakan shalat. Mush'ab masuk dan duduk di sudut ruangan.

Di sinilah perubahan akan dimulai. Ayat ayat Al Quran mulai mengalir dari hati Rasulullah bergema melalui kedua bibir beliau, mengalir menembus telinga, dan merasuk ke dalam hati.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karir Lengkap 2 Oktober 2021: Aries Taurus dan Cancer Perlu Berhati-hati, Jangan Bimbang!

Rasulullah mendekatinya, mengusap dada Mush'ab. Dada yang tengah panas bergejolak itu akhirnya menjadi tenang dan damai, setenang samudra yang dalam.

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Buku Sirah Nabawiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x