Orang itu menjamu kedua mahasiswa dengan ramah hingga memberi beragam makanan menggiurkan. Saat mahasiswa KKN itu bertanya nama desa tempat mereka berada, orang tersebut menjawab bahwa ini adalah Desa Penari.
Karena hari sudah sore, kedua mahasiswa pamit pulang. Saat pulang, bingkisan makanan tersebut dimasukkan ke dalam tas. Berikutnya keduanya langsung pulang ke Rowo Bayu dan bertemu dengan teman KKN yang lainnya.
Teman-teman lainnya bertanya kepada mereka baru dari mana, lalu kedua mahasiswa itu menjawab baru dari sebuah desa bernama Desa Penari.
“Teman-temannya lalu protes tidak percaya karena disana tidak ada desa,” jelas Sudirman.
Akan tetapi dua mahasiswa itu ngotot bahwa ada yang disebut Desa Penari. Untuk membuktikannya, mereka coba memperlihatkan bingkisan makanan yang diberi oleh orang yang dijumpai tadi.
Semuanya dibuat terkejut setelah bingkisan tersebut dibuka, ternyata isinya bukan lagi makanan melainkan kepala seekor kera yang baru saja dipotong.
“Dan begitu bungkusannya dibuka, isinya kepala kera,” ungkap Sudirman lagi.
Menurut Sudirman, mahasiswa laki – laki saat itu pingsan dan meninggal beberapa hari kemudian. Tidak lama sekitar sebulan kemudian, teman perempuan yang diajak pergi bersama lelaki itu pun meninggal dunia.