Kadernya se-Kabupaten Badung Mundur Massal, Ini Jawaban Golkar Bali, Mengejutkan!

7 September 2020, 19:11 WIB
Perwakilan kader Golkar se-Badung mendatangi Sekretariat DPD I Golkar Bali, Denpasar, Senin 7 September 2020. Kedatangan para kader yang rata-rata para pengurus desa (PD) Golkar se-Badung tersebut untuk mengundurkan diri dari kepengurusan Golkar di berbagai tingkatan. /Rudolf Arnaud Soemolang

DENPASARUPDATE.COM - Kekecewaan para kader Partai Golkar Badung ditanggapi dingin oleh jajaran DPD I Partai Golkar Bali.

Sekretaris DPD I Partai Golkar Bali Made Dauhwijana mengatakan bahwa pihaknya mengakui memahami kekecewaan para kader Golkar tersebut.

Hanya saja, pihaknya mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan terkait Pilkada sesuai dengan mekanisme yang berlaku di Golkar.

Dauhwijana juga mengaku bahwa pihaknya sudah mengirimkan surat pengajuan ke DPP Golkar untuk mengajukan duet I Gusti Ngurah Agung Diatmika-Wayan Muntra (Diatmika-Muntra) untuk diberikan rekomendasi.

Baca Juga: Enam Orang Tersesat di Gunung Adeng Ditemukan Selamat

“Kami juga perlu klarifikasi bahwa kita seluruh proses seperti di Denpasar tidak bisa mencalonkan sendiri karena kuota. Itu berdasarkan usulan koalisi. Ada usulan dari kabupaten/kota, kita proses di Tim Pilkada lalu kita ajukan kepada DPP. Bahkan Badung tanggal 4 (Agustus) sudah lebih dulu dari Denpasar usulan itu,” akunya saat menerima perwakilan kader Golkar se-Badung mendatangi Sekretariat DPD I Golkar Bali, Denpasar, Senin 7 September 2020.

Politikus yang juga Mantan Anggota DPRD Bali ini bahkan menunjukan bukti berupa email ke DPP Partai Golkar di Jakarta guna memperkuat klarifikasi.

“Bahkan ada isu berkembang bahwa kami tidak mengirimkan. Kita sudah (ada) bukti lewat email dan pos,” tandasnya.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Sejak Sabtu Tidak Berubah

Sebagai kader dibawah, Dauh mengaku tegak lurus dengan keputusan yang dikeluarkan oleh DPP Partai Golkar.

Mengenai aspirasi dari para PD se-Badung akan dirinya sampaikan kepada Ketua DPD I Golkar Bali.

“Aspirasi dari temen-temen pasti akan kami sampaikan adanya sikap seperti ini. Siapa tahu dalam situasi yang sudah tenang dan bagus nanti, kita bersama-sama di Golkar. Teman-teman ini sudah berjuang untuk Golkar,” tandasnya.

Akibat DPP Golkar tidak mendengar aspirasi kader di Badung.

Para kader Partai Golkar se-Kabupaten Badung memutuskan mundur massal dari posisi di kepengurusan maupun sebagai kader partai berlambang pohon beringin tersebut.

Mereka datang ke Sekretariat DPD I Partai Golkar Bali, Denpasar, Senin 7 September 2020 guna menyampaikan aspirasinya untuk mundur dari Partai Golkar.

Perwakilan kader Golkar se-Badung mendatangi Sekretariat DPD I Golkar Bali, Denpasar, Senin 7 September 2020 Rudolf Arnaud Soemolang

Para kader Partai Golkar dari berbagai tingkatan tersebut mengaku kecewa dengan keputusan dari DPP Partai Golkar yang merekomendasikan duet Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa (Giriasa) di Pilkada Badung.

Dalam pernyataan sikapnya yang diwakili oleh Koordinator Pengurus Desa (PD) Golkar se-Kabupaten Badung, Wayan Sumantra Karang menyatakan pihaknya bersama dengan para PD merasa kecewa dengan sikap Partai Golkar yang tidak memberikan ruang kepada kader sendiri, yakni Wayan Muntra.

Bahkan, menurutnya keputusan Golkar merekomendasikan Giriasa tersebut sebagai keputusan sepihak tanpa ada melalui mekanisme yang berlaku di tubuh Partai Golkar.

Baca Juga: Buka Konferwil PWNU Bali, Koster Sampaikan Apresiasi Kontribusi NU Untuk Bali

Padahal, Partai Golkar bersama NasDem dan Gerindra sudah lebih dulu berproses lebih dulu dengan membangun Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB).

Hingga akhirnya tercipta Pasangan I Gusti Ngurah Agung Diatmika-Wayan Muntra (Diatmika-Muntra).

Hal inilah yang mendorong para kader dibawah merasa kecewa lantaran aspirasi tidak dihiraukan.

“Kami ingin menyampaikan satu hal kekecewaan terhadap proses mekanisme terbitnya rekomendasi di Pilkada Badung 2020. Aspirasi kami sama sekali tidak didengarkan oleh DPP,” katanya saat menyampaikan aspirasi.

Ketua Korwil Pemenangan Pemilu Wilayah Bali, NTB, NTT, Gde Sumarjaya Linggih menyerahkan rekomendasi ke Cabup petahana, Nyoman Giri Prasta di DPP Golkar, Jakarta, Minggu 30 Agustus 2020 DPP Golkar

Bukan itu saja, pihaknya juga merasa tidak ada penjelasan ataupun klarifikasi dari DPD Golkar Bali ataupun DPP terkait rekomendasi tersebut.

Padahal, Sumantra menyebut jika sejak awal usulan dari masing-masing partai dan KRRB adalah Diatmika-Muntra.

Namun, dimasa injury time berubah. “Kami merasa sudah diluar batas kebijakan mekanisme Partai Golkar ini. Mohon ijin kami menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan baik dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi,” tegasnya.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Tags

Terkini

Terpopuler