"Maka mereka akan membangun negosiasi untuk tidak disebut transaksi di panggung itu (pilkada)," ujarnya.
Dirinya memandang logika berpikir politisi sekarang hanya seputar kepentingan kekuasaan saja.
"Jadi logika berpikir politisi sekarang hanya seputar kepentingan kekuasaan saja. Sangat sedikit politisi yang berpikir tentang gagasan apa untuk memperbaiki kehidupan rakyat sebagai perekat hubungan mereka dengan masyarakat," terang Agus.
Baca Juga: Bakal Hadapi Dewa United, 4 Pemain Pilar Persija Jakarta Terancam Absen, Begini Kata Thomas Doll
Oleh karena itu, lanjut Agus, jika menakar hubungan Wali Kota Mataram Mohan Roliskana dan TGH Mujiburrahman pasca 20 Maret di panggung pilkada sangat ditentukan oleh timbangan perolehan kekuasaan.
"Jadi kita tunggu saja," kata Sekretaris Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PuSDeK) UIN Mataram ini.
Diketahui Mohan Roliskana dan TGH Mujiburrahman dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mataram pada 26 Pebruari 2021 oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah.
Baca Juga: Majelis Sidang Bawaslu RI Putuskan Zulkifli Hasan Lakukan Pelanggatan Administrasi Pemilu
Keduanya terpilih setelah keluar sebagai pemenang di Pilkada Kota Mataram tahun 2020. Pasangan ini diusung Partai Golkar, PPP dan Partai Nasdem.
Pasangan nomor urut 1, Mohan Roliskana dan TGH Mujiburrahman (Harum) meraih 76.695 suara. Disusul paslon nomor urut 2, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan (Salam) 58.235 suara.