Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah salah satu bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan.
Hampir 1 miliar di dunia memiliki gangguan kesehatan mental, 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat penggunaan alkohol yang berbahaya dan satu orang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri.
Saat ini, miliaran orang di seluruh dunia telah terpengaruh oleh pandemi Covid-19, yang berdampak lebih jauh pada kesehatan mental masyarakat. Akan tetapi, sedikit orang di dunia yang memiliki akses ke layanan kesehatan mental yang berkualitas.
Akses terbatas ke perawatan kesehatan mental yang berkualitas dan terjangkau di dunia sebelum pandemi, semakin berkurang karena Covid-19 telah mengganggu layanan kesehatan di seluruh dunia.
Itulah sebabnya, pada Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, WHO, bersama dengan organisasi mitra, United for Global Mental Health dan World Federation for Mental Health, menyerukan peningkatan besar-besaran dalam investasi kesehatan mental.
Ini seperti diungkapkan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan untuk mendorong tindakan publik di seluruh dunia, kampanye Hari Kesehatan Mental Sedunia.
Gerakan untuk Kesehatan Mental: Mari Berinvestasi telah dimulai pada bulan September.
“Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah kesempatan bagi dunia untuk berkumpul dan mulai memperbaiki pengabaian terhadap kesehatan mental,” ujar dia.***