Bom Bunuh Diri Hantam Pusat Pendidikan Denmark di Afghanistan, ISIS Mengaku Bertanggungjawab

25 Oktober 2020, 21:12 WIB
Suasana Pasca Bom Bunuh Diri /Antara

 

DENPASARUPDATE.COM - Afghanistan kembali dihantam oleh bom bunuh diri, tragedi bom bunuh diri terjadi pada Sabtu 24 Oktober kemarin di Kabul, Afghanistan.

Bom bunuh diri tersebur telah menewaskan 24 orang termasuk para pelajar di Kabul, sementara puluhan orang lainnya dilaporkan luka-luka.

Seperti dilansir dari Antara dengan judul berita Bom Bunuh Diri di Pusat Pendidikan Kabul Tewaslan 24 Orang, Tariq Arian Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan mengatakan jika bom tersebut diledakkan di jalan raya depan pusat pendidikan Denmark, Kawsar-e.

Baca Juga: Raja Malaysia Tolak Darurat Nasional, Masih Percaya Muhyidin Yasin Pimpin Penanggulangan Covid-19

Dilaporkan ada 57 orang yang terluka dalam peristiwa tersebut, mereka yang menjadi korban sebagian besar pelajar di Kawsar-e.

Seorang guru yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan jika semua orang yang berada di pusat pendidikan tersebut dibuat terkejut dengan insiden bom bunuh diri itu.

"Semua siswa penuh energi, termasuk keluarga miskin tetapi berharap masa depan lebih cerah,” ujarnya.

Anggota keluarga berkumpul di rumah sakit terdekat, mencari orang-orang terkasih yang hilang di antara kantung-kantung mayat berisi sisa-sisa tubuh korban tewas yang diletakkan di lantai rumah sakit, sementara petugas di luar mendorong pasien yang terluka dengan tandu untuk perawatan, kata seorang saksi mata Reuters.

Serangan itu, yang dikutuk oleh NATO dan pemerintah Afghanistan, terjadi di daerah Kabul barat yang merupakan rumah bagi banyak komunitas Syiah di negara itu. Syiah adalah agama minoritas di Afghanistan yang menjadi sasaran kelompok-kelompok seperti ISIS di masa lalu.

Seorang juru bicara Taliban di Twitter membantah bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada waktu yang krusial, ketika tim yang mewakili pemberontak dan pemerintah bertemu di Qatar untuk mencari kesepakatan damai.

ISIS mengaku bertanggung jawab dalam pernyataan di Telegram, tanpa memberikan bukti.

Puluhan siswa tewas di daerah yang sama di Kabul dalam serangan terhadap pusat pendidikan lain pada 2018.

Serangan terbaru terjadi setelah pertempuran sengit di beberapa provinsi dalam beberapa pekan terakhir, yang telah membuat ribuan warga sipil mengungsi.

Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad pada Minggu pagi di Twitter menyerukan pengurangan segera dalam kekerasan dan percepatan dalam proses perdamaian.

Baca Juga: Serbu Promo Shopee Gajian Sale! Ada Promo Gratis Ongkir, Cashback Kilat 100%, Hingga Flash Sale 6

Ia mengacu pada meningkatnya kekerasan di negara itu dalam beberapa pekan terakhir, termasuk temuan oleh komisi hak asasi manusia bahwa serangan udara oleh pemerintah Afghanistan telah menewaskan 12 anak.

"Berapa banyak lagi yang bisa kita tahan, sebagai individu dan sebagai masyarakat? Berapa kali kita bisa bangkit?" tanya Shaharzad Akbar, ketua Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan di Twitter tak lama setelah serangan Sabtu, yang juga mengatakan penargetan warga sipil adalah kejahatan perang.***(Fardah Assegaf/Antara)

 

Editor: M Hari Balo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler