Network
Pada masa itu, berlatar sekitar tahun 1870-an, para samurai dianggap memiliki kemampuan yang menakutkan dan mampu mengalahkan pasukan dari kaisar. Adegan menjadi semakin menarik ketika Algren dipertemukan dengan tokoh bernama Katsumoto Moritsugu yang merupakan pemimpin dari pemberontakan samurai.
Pasukan kaisar sempat mengalami kekalahan dan Kapten Algren yang seharusnya dieksekusi justru dijadikan tahanan dan tetap dibiarkan hidup oleh Katsumoto.
Baca Juga: Resmi Bergabung dengan Chelsea, Romelu Lukaku Sebut Siap Rebut Ban Kapten
Katsumoto menyampaikan bahwa ia ingin lebih mengenal lebih dalam musuhnya dan mengetahui apa yang ada di balik pikiran Algren. Pertemuan antara Katsumoto dan Algren ini kemudian memunculkan pergolakan pada diri Algren dan menumbuhkan ketertarikan Algren terhadap samurai Jepang.
Walaupun sempat berada di pihak kaisar, Algren kemudian memutuskan untuk bergabung dengan para samurai dan bertempur melawan pasukan yang dilatih sebelumnya.
Klimaks yang memukau muncul ketika Algren tampil dengan memamerkan kemampuan bertempurnya menggunakan pedang layaknya samurai yang sejati.
Baca Juga: Asyik, BLT Rp2,4 Juta dari Kemendikbud 2021 Untuk Para Mahasiswa, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Film perang ini mencoba untuk menggambarkan hubungan antara dua budaya yang ditunjukkan melalui perbedaan gaya tempur tentara kaisar dan samurai.
Selain itu, film ini juga dilengkapi dengan setting yang dibuat sedemikian rupa seperti pertempuran penuh darah yang sesungguhnya.
Hanya saja, syuting film ini tidak dilakukan di Jepang, melainkan di Selandia Baru dengan Gunung Taranaki diibaratkan seperti Gunung Fuji di Jepang. ***
