Ungkapan Bahasa Daerah Bermakna Persatuan atau Kebersamaan Berbagai Etnis di Indonesia

20 Oktober 2020, 12:00 WIB
ilustrasi persatuan /

DENPASARUPDATE.COM - Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan. Sebagai negara yang multikultural, masyarakat Indonesia tetap menyatu dan hidup secara harmonis.

Selain sebagai negara yang multikultural, Indonesia juga merupakan negara yang multilingual. Kenapa Indonesia dijuluki negara yang multilingual?

Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki berbagai macam bahasa daerah. Bahasa-bahasa daerah yang ada di Nusantara memiliki kekhasan masing-masing.

Baca Juga: Mengenal Hand Poke Tattoo Manual Tanpa Mesin, Rasakan Sensasinya!  

Dalam bahasa daerah berbagai etnis atau suku di Indonesia terdapat ungkapan-ungkapan yang bermakna persatuan atau kebersamaan. Ungkapan tersebut dapat dikatakan sebagai sarana atau wahana pemersatu etnis-etnis di Nusantara.

Beberapa ungkapan bahasa daerah yang memiliki makna “persatuan” atau “kebersamaan” adalah sebagai berikut.

1. Bahasa Bali

Etnis Bali memiliki ungkapan sagalak saguluk salanglang salunglung sabayantaka, paras-poros sarpanaya. Ungkapan ini memiliki makna bekerja sama dalam mencapai tujuan dan tolong-menolong dengan sesama. Namun, secara luas, masyarakat non-Bali (Hindu), yang bermukim di Bali lebih akrab mendengar ungkapan manyama braya, yang artinya “persaudaraan”.

Baca Juga: Facebook Terancam Denda Milyaran Dolar Usai Adanya Laporan Kebocoran Data 5 Juta Pengguna

2. Bahasa Jawa

Ungkapan Jawa mangan ora mangan asal ngumpul (makan atau tidak asalkan berkumpul) pertama kali berkembang pada masa Kerajaan Majapahit, tepatnya ketika Mahapatih Gadjah Mada ingin mewujudkan niat dan tekadnya untuk menyatukan Nusantara. Ungkapan ini mereprentasikan persatuan dan kebersamaan yang hingga kini masih sering digunakan oleh etnis Jawa.

3. Bahasa Sunda

Baca Juga: Mantap! Cecen - Marcell Gabung Timnas U-16 Kontra UEA

Dalam ungkapan Sunda berbunyi kacai jadi salewi kadarat jadi salogok mengandung makna “persatuan”. Secara harfiah, ungkapan ini berarti ke sungai kita bersama, ke darat juga bersama. Secara kiasan, ungkapan ini bermakna susah dan senang harus dilalui bersama. Tidak hanya itu, ungkapan Sunda kaciwit kulit kabawa daging juga memiliki makna kiasan, yakni senasib sepenanggungan.

4. Bahasa Madura

Bahasa Madura mempunyai ungkapan yang bermakna “persatuan”, yakni panas kaleben ojen reng Madureh panggun settong. Ungkapan tersebut secara harfiah berarti walaupun panas dan hujan orang Madura tetap bersatu. Sementara itu, arti kiasannya adalah dalam keadaan apapun, orang Madura harus tetap bersatu.

Baca Juga: KAHMI Bali Salurkan Bansos Paket Sembako Bagi Warga Terdampak Covid-19 di Tanjung Benoa

5. Bahasa Manggarai

Pola cama-cama ata mendo, tiwit cama-cama ata geal, ungkapan ini memiliki arti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Secara umum ungkapan tersebut mengandung makna “kebersamaan”. Dengan demikian, orang Manggarai berpandangan bahwa seberat apapun tugas atau pekerjaan, jika dikerjakan secara bersama-sama dapat diselesaikan dengan baik.

Ungkapan-ungkapan bahasa daerah yang bermakna persatuan atau kebersamaan di atas hanya segelintir dari banyaknya ungkapan bahasa daerah yang ada, mengingat bahasa daerah yang ada di Indonesia jumlahnya sangat banyak. Dari ungkapan-ungkapan tersebut terlihat bahwa berbagai etnis di Indonesia sangat menjunjung tinggi rasa persatuan dan kebersamaan.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler