Romo Abel: Tanpa Tuhan Kita Bukan Siapa-siapa, Ritual Dibatasi Semangat Tak Boleh Surut!

- 25 Desember 2020, 21:55 WIB
Romo Agustinus Bere Lau sedang memberikan Hosti atau Roti Perjamuan Kudus kepada jemaat Gereja Katolik Roh Kudus Paroki Babakan, Canggu, dari balik pembatas akrilik dalam perayaan Misa Natal
Romo Agustinus Bere Lau sedang memberikan Hosti atau Roti Perjamuan Kudus kepada jemaat Gereja Katolik Roh Kudus Paroki Babakan, Canggu, dari balik pembatas akrilik dalam perayaan Misa Natal /Tegar Putra Jaya /Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Perayaan Natal tahun 2020 ini berbeda dari tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun yang lalu dirayakan dengan suka cita, sekarang sedikit berbeda akibat pandemi Covid-19. Tahun ini, ada pembatasan jemaat yang hadir di Gereja, tapi tidak semua gereja Misa Natal dengan tatap muka.

Ada gereja yang memilih melakukan Misa Natal secara daring juga. Khusus untuk Gereja yang melakukan Misa Natal dengan tatap muka, jemaat yang hadir dibatasi. Seperti yang terlihat di Gereja Katolik Roh Kudus Paroki Babakan, Canggu.

Saat Misa malam Natal, jemaat yang datang dibatasi hanya sekitar 240 orang saja. Perinciannya masing-masing KK hanya boleh hadir sebanyak dua orang saja. Setiap lingkungan, jumlah KK yang ada di Gereja Katolik Roh Kudus Paroki Babakan berjumlah 40 KK. Untuk malam Natal, ada tiga lingkungan yang hadir.

Baca Juga: VIRAL! Ini Dia Profil Imron Gondrong 'Saudara Kembar' Presiden Jokowi

Untuk Misa Natal pada Jumat pagi kemarin (25/12), yang datang adalah 80 KK dari dua lingkungan. “Kami tetap dengan protokol kesehatan yang ketat. Ada pembatasan jumlah jemaat yang hadir. Setiap jemaat juga wajib mencuci tangan, jaga jarak, dan selalu memakai masker di Gereja,” terang Pastor paroki Roh Kudus Babakan, Romo Agustinus Bere Lau saat diwawancarai usai Misa Natal kemarin.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, jemaat yang hadir menggunakan busana adat Bali yang sudah menjadi ciri khas sejak lama. Lanjut Romo Abel, suka cita perayaan Natal tahun ini sedikit berkurang akibat panedemi Covid-19. Namun Romo Abel mengatakan jika pandemi juga memiliki sisi positif yang harus dimaknai dengan baik,

“Pesannya sangat mendalam bahwa Tuhan tidak membiarkan umat manusia berjuang sendiri. Tuhan selalu ada ditengah kita saat Covid-19. Apa yang terjadi sekarang, harus menjadi perenungan bagi semua orang. Mungkin sebelumnya kita menjalani hidup yang kurang benar sehingga pandemi datang. Pandemi yang kita hadapi sekarang, jangan membuat kita saling menyalahkan satu sama lain. Lebih koreksi diri sendiri,” ucapnya.

Baca Juga: BUKA-BUKAAN! Bongkar Alasan Terima Pinangan Jokowi di Kabinet, Sandiaga: Saya Mohon Maaf

“Sebelum pandemi, mungkin bapak-bapak jarang pulang tepat waktu ke rumah karena harus bekerja, tapi sekarang mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Sama juga dengan wanita karier, mereka bisa fokus bersama anak-anaknya. Ada keluarga yang hampir pisah, tapi saat pandemi bisa rukun kembali. Sisi negatif seperti pemasukan yang berkurang, banyak yang dirumahkan, dan sebagainya, harus bisa disikapi dengan sangat bijak,” tambahnya.

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: DENPASARUPDATE


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x