Limbah Medis BRSU Tabanan Meningkat Tajam, APD Meluber, Ini Kata Manajemen

27 November 2020, 07:22 WIB
BRSU Tabanan /kartika mahayadnya/denpasar update

DENPASARUPDATE.COM – Tingginya pasien yang di rawat di rumah sakit dimasa pandemic Covid-19 membuat pengelola rumah sakit agaknya kewalahan. Teruatama menangani limbah medis. Termasuk di BRSU Tabanan.

Fakta menyebutkan, limbah medis di BRSU Tabanan mengalami peningkatan tajam. Peningkatanrata-rata mencapai 27,52 persen dibandingkan tahun 2019 lalu. Peningkatan tersebut lebih dominan bersumber dari penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) saban  harinya.

Dalam pengelolaan limbah medis secara aturan tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/MENLHK-SETJEN/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Baca Juga: Tak Beroperasi Selama Pandemi, Ponton Milik Perusahaan Cruise di Bali Karam

Limbah medis wajib didisinfeksi dan tak boleh ditimbun terlalu lama atau dikubur. Masalahnya, baik pemerintah pusat maupun daerah gagal dalam mengawasi saat ini.

Bahkan jika merujuk pada aturan setiap mobil pengangkut limbah melaporkan lokasi keberadaan setiap saat dilakukan pengambilan limbah. Menggunakan jaringan dengan bantuan GPS. Kemudian setiap perjalanan harus mengisi sebuah ketentuan surat yang dikeluarkan oleh pihak Kementerian. Surat jalan harus diisi dan memastikan limbah tak boleh perjalanan dan pengelolaan lebih dari 2x24 jam.

Data dari pengelola rumah sakit menyebutkan  total limbah medis yang dihasilkan selama tahun 2019 berjumlah 65,383 kilogram atau 65 ton. Dengan jumlah per bulannya di kisaran 4-6 ton.

Baca Juga: Ramalan Cinta Zodiak Jumat 27 November 2020 Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces

Sedangkan hingga bulan Oktober 2020 ini atau di masa pandemi jumlah limbah medis sebanyak 71,517 kilogram atau 71,5 ton lebih. Perbulannya, jumlah limbah medis yang dihasilkan 5-8 ton.

Kepala Bidang Penunjang Non-Medik BRSU Tabanan, dr I Wayan Doddy Setiawan mengatakan limbah medis di masa pandemi ini memang ada kenaikan sekitar 2 ton per bulannya dibandingkan tahun lalu.

Dia melanjutkan, sesuai data yang tercatat ada kenaikan jumlah di masa pandemi ini dengan rata-rata 27,52 persen. Kenaikan volume ini lebih dominan bersumber dari Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan setiap harinya oleh tenaga kesehatan di BRSU Tabanan.

Baca Juga: Ramalan Cuaca Jawa dan Bali Hari Ini Jumat 27 November 2020: Denpasar Hujan Ringan

Dr. Doddy menegaskan meskipun terjadi peningkatan pihaknya sudah melakukan penanganan secara serius dan bekerjasama dengan jasa transporter dalam hal ini PT. Wastec untuk pengangkutan dan selanjutnya diolah ke tempat pengolahan di Jawa Tengah.

Kemudian untuk di rumah sakit sendiri, pihaknya tak lagi melakukan pemilahan limbah medis ini. Sebab, setiap tenaga kesehatan sudah melakukan pemilahan secara mandiri di masing-masing unit karena telah disediakan tempatnya.

Kemudian juga disediakan dua orang petugas yang mengangkut limbah medis dari setiap harinya.

Baca Juga: Ini Update Harga Emas Hari Ini Jumat 27 November 2020, Emas Antam Retro Rp445 ribu per 0,5 Gram

"Jadi kami melihat sudah ditangani dengan baik oleh transporter yang mengirim limbah tersebut ke tempat pengolahan limbah. Kami juga terus awasi mereka berupa manifest pengangkutannya," jelas dr. Doddy yang didampingi Direktur BRSU Tabanan dr. Nyoman Susila.

Doddy menambahkan pengelolaan limbah infeksius (limbah B3) di masa pandemi, mengacu pada Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2020 tentang Pengelolaan Limbah Infeksius (Limbah B3) dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Covid-19.

Guna menjamin pengolahan limbah yang aman bagi lingkungan, aman bagi pasien dan aman bagi karyawan RS. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: DENPASARUPDATE

Tags

Terkini

Terpopuler